Mohon tunggu...
lidieasetyawati
lidieasetyawati Mohon Tunggu... Mahasiswa

Saya seorang mahasiswa yang memiliki minat besar dalam dunia kepenulisan. Menulis bagi saya bukan hanya hobi, tapi juga cara untuk mengekspresikan ide dan menyampaikan pesan dengan makna.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Saya Gagal Menebus Jam Tangan Mewah Itu, Tapi Perusahaan Saya Selamat

9 Juni 2025   14:16 Diperbarui: 9 Juni 2025   14:16 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
TAG HEUER - Foto dari Internal deGadai

Jam tangan itu bukan sekadar alat penunjuk waktu. Ia mewakili kerja keras saya bertahun-tahun, hadiah untuk diri sendiri di titik tertinggi hidup saya. Merek Tag Heuer ternama, desain klasik, dan pernah menjadi bagian dari kepercayaan diri saya dalam setiap pertemuan bisnis besar.

Namun hidup, seperti waktu, terus bergerak. Dan tidak semua masa bisa kita prediksi.

Ketika Krisis Datang Tanpa Undangan

Tahun lalu, perusahaan distribusi yang saya bangun sejak nol menghadapi masa tersulitnya. Permintaan turun drastis, klien menunda pembayaran, sementara gaji karyawan, sewa gudang, dan biaya operasional tidak bisa ikut menunggu. Saya tidak punya banyak pilihan. Menjual aset tetap seperti rumah atau mobil bukan solusi cepat. Saya butuh dana cair dalam hitungan hari, bukan bulan.

Di situlah saya teringat pada jam tangan mewah yang selama ini tersimpan rapi di kotaknya. Saya memutuskan untuk mencari tempat yang bisa memberikan pinjaman jaminan jam tangan mewah. Setelah riset dan konsultasi singkat, saya mengajukan pinjaman dengan jam tangan itu sebagai jaminannya.

Awalnya Niat Menebus Kembali

Saya masih ingat jelas saat menyerahkan jam tangan itu. Ada perasaan campur aduk antara ragu dan lega. Tapi pada saat itu, yang terpenting adalah menyelamatkan puluhan orang yang menggantungkan hidupnya di perusahaan ini. Saya pun menerima dana yang cukup besar, cukup untuk menyambung nafas bisnis selama dua bulan ke depan.

Dalam hati saya berjanji, "Nanti kalau kondisi sudah membaik, saya akan tebus kembali jam tangan ini."

Namun kenyataannya, pemulihan bisnis memakan waktu lebih lama dari perkiraan. Prioritas bergeser. Dana yang terkumpul dari hasil kerja keras dan proyek baru, saya gunakan untuk menggaji tim, membayar vendor, dan menyelesaikan tanggungan utama.

Keputusan Terberat, Tapi Tidak Pernah Saya Sesali

Hingga akhirnya, masa pinjaman itu berakhir. Saya gagal menebus jam tangan itu. Dan anehnya, saya tidak menyesal.

Karena jika saya melihat ke belakang, keputusan itu telah menyelamatkan banyak hal yang lebih penting: reputasi bisnis saya tetap terjaga, karyawan tetap bekerja, dan saya bisa bangkit kembali dengan lebih kuat. Barang mewah bisa diganti, tapi kepercayaan, keberlangsungan usaha, dan rasa tanggung jawab itu jauh lebih berharga.

Barang Mewah Boleh Hilang, Tapi Nilai yang Tertinggal Abadi

Saya ingin membagikan cerita ini bukan karena saya menyesal kehilangan barang mahal, tetapi justru karena saya ingin menyampaikan pesan ini:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun