Mohon tunggu...
Lidia
Lidia Mohon Tunggu... Bidan - Penulis pemula yang beberapa karyanya dimuat media. FLP Ranting Unismuh Makassar.

Puisi adalah nyawa bagi katakata yang takut bersuara

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Seperti Pagar Makan Tanaman

25 Juni 2019   16:41 Diperbarui: 25 Juni 2019   16:59 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita ibarat pagar dan tanamanAku tubuh menghijauKau beton kokoh memutih
Tukang kebun berhati embun itu
tak pernah tahu udara yang dia hirup di halaman
adalah jelmaan persahabatan kita

Tiba-tiba polusi mengusik
merusak suasana harmoni
Debu-debu menempel di cermin dadamu
dan aku tak tahu itu
Hingga waktu menjawab segala tanya yang memisau di kepala

Aku terjebak musim
lalu menjadikanmu penjaga di tamanku
Kupikir kau pagar pelindung
Ternyata hanyalah kayu rapuh pandai merayu

Akarku mulai membusuk
Setelah disiram air penghianatan
Tergenang dalam muara kehancuran
Ketika menyaksikan kau dan dia bersanding

Aku tanaman bersimbah lumpur
hidup tak berpagar
tak bertuan.

Parepare, 19 Maret 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun