Mohon tunggu...
Lia Wahab
Lia Wahab Mohon Tunggu... Jurnalis - Perempuan hobi menulis dan mengulik resep masakan

Ibu rumah tangga yang pernah berkecimpung di dunia media cetak dan penyiaran radio komunitas dan komunitas pelaku UMKM yang menyukai berbagai jenis kerja kreatif

Selanjutnya

Tutup

Politik

"Ten Years Challenge" Amien Rais, Perubahan Wajah Sang Reformis

19 Januari 2019   09:32 Diperbarui: 19 Januari 2019   21:42 1076
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tapi, cikal bakal persekutuan Amien dan Prabowo dalam sebuah koalisi mulai terlihat di masa ini. Prabowo yang kala itu telah memiliki kendaraan politik sendiri yaitu Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) aktif menemui beberapa pimpinan partai dan tokoh-tokoh yang di antaranya adalah Amien Rais. Selain Amien Rais, Hilmi Aminuddin selaku Ketua Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera (PKS) juga di dalam daftar yang akan ditemui oleh Prabowo.

Saat itu, Amien beberapa kali memuji Prabowo sebagai calon presiden yang menurutnya paling baik. Dia menilai program Prabowo lebih jelas karena Prabowo tidak memiliki program ekonomi yang berbeda dari partai yang sedang berkuasa.

Amien urung bergabung dalam koalisi Prabowo-Megawati Sukarnoputri. PAN sebagai partai besutan Amien Rais saat itu masuk kategori parliamentary threshold tetapi tak cukup suara untuk mencalonkan presiden sendiri. Soesilo Bambang Yudhoyono yang pecah kongsi dengan Jusuf Kalla mencalonkan diri sebagai presiden dengan Budhiono sebagai wakil presidennya. Saat itu juga, Amien Rais bersama PAN memilih mendukung SBY untuk maju sebagai capres 2009.

Di tahun 2009 Amien Rais lebih banyak berperan di belakang layar ketimbang memegang jabatan strategis. Di tahun ini Amien tidak terlalu mempunyai manuver politik lagi. Sebagai anggota Majelis Pertimbangan PAN, Amien lebih banyak melakukan pembinaan terhadap keorganisasian Muhammadiyah melalui ceramah-ceramahnya.

Pada tahun 2013 Amien Rais pernah mengkritik pemerintahan SBY karena didominasi oleh kekuatan negara asing. Menurutnya, presiden, MPR dan DPR gagal menjalankan amanat pasal 33 dan pasal 34 Undang-undang Dasar 1945. Amien mengharapkan negara mengakhiri kontrak karya pihak asing di Indonesia termasuk PT. Freeport. Menurut Amien, dominasi asing masih terjadi sejak era orde baru, reformasi hingga saat itu.

Di tahun yang sama, jelang penentuan capres cawapres untuk pilpres 2014, Amien pernah berandai-andai jika Hatta Rajasa (Ketua Umum PAN) yang digadang untuk maju ke pilpres berpasangan dengan Joko Widodo akan seperti Soekarno-Hatta. Ini dia katakan karena beliau meyakini bahwa Hatta Rajasa layaknya bung Hatta yang ahli dalam bidang ekonomi. 

Amien memang tidak menutup kemungkinan Hatta Rajasa berduet dengan calon lainnya. Pada kenyataannya memang Hatta tidak jadi berpasangan dengan Jokowi di pilpres, justru menjadi rival karena Hatta berpasangan dengan Prabowo. Pilpres 2014 pun akhirnya untuk pertama kali dalam sejarah pilpres langsung di Indonesia yang kandidatnya hanya 2 pasang. 

Itulah pertama kalinya persaingan pilpres menjadi sangat sengit karena pemilih terpolarisasi menjadi dua kubu. Sejak itu Amien berada dalam kubu yang berlawanan dengan Jokowi dan PDIP.

Sejak kekalahan pilpres 2014 di kubunya, Amien Rais Bersama PAN terus berkutat dengan koalisi oposisi Prabowo Subianto dengan mitra partai yaitu PKS dan Gerindra. Walaupun oposisi, kader PAN ada yang sempat menjadi menteri di pemerintahan Joko Widodo. 

Amien konsisten pada sikap oposisi yang sangat rajin mengkritik pemerintah. Bukan hanya pemerintah, ia selalu berseberangan dengan semua pihak yang ada ikatan baik dengan pemerintah. Di tahun 2016, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dilaporkan atas kasus ucapan yang dianggap menista agama Islam. 

Amien berada dalam barisan yang mendorong pemerintah ikut campur dalam kasus Ahok dan mengharapkan Ahok dipenjara. Tak hanya itu, kasus ini pun terbawa hingga kontestasi pilkada DKI Jakarta tahun 2017. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun