Mohon tunggu...
Lia Wahab
Lia Wahab Mohon Tunggu... Jurnalis - Perempuan hobi menulis dan mengulik resep masakan

Ibu rumah tangga yang pernah berkecimpung di dunia media cetak dan penyiaran radio komunitas dan komunitas pelaku UMKM yang menyukai berbagai jenis kerja kreatif

Selanjutnya

Tutup

Politik

"Ten Years Challenge" Amien Rais, Perubahan Wajah Sang Reformis

19 Januari 2019   09:32 Diperbarui: 19 Januari 2019   21:42 1076
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Karena sikap Amien yang berseberangan dengan pemerintah, pengurus Muhammadiyah kerap kali khawatir kalau-kalau kegiatan organisasi mereka dipersulit pemerintah. Pada tahun 1995 di Muktamar Muhammadiyah ke-43 Amien Rais terpilih sebagai ketua umum.

Di tahun 1998, Amien Rais mendorong aksi-aksi mahasiswa untuk reformasi. Amien pun mengumpulkan sejumlah tokoh untuk mendesak Soeharto mundur dari jabatannya. Pada tanggal 12 Mei 1998 terjadi peristiwa berdarah di kampus Universitas Trisakti, Grogol, Jakarta Barat. Empat mahasiswa tewas dalam aksi damai yang diikuti ribuan mahasiswa itu. Mereka yang tewas adalah Elang Mulia Lesmana, Hafidin Royan, Heri Hartanto dan Hendriawan Sie. Menurut dokomen Kontras, korban luka mencapai 681 orang dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.

21 Mei 1998 suasana di Jakarta sangat mencekam karena militer dikerahkan untuk mengamankan situasi. Pasukan berjaga, senjata laras Panjang, tank tempur hingga penembak jitu berjaga di mana-mana. Mereka lawan mahasiswa layaknya memerangi musuh yang akan menjajah negeri ini. 

Saya yang ketika itu masih duduk di bangku kelas 3 SMA dan baru selesai mengikuti ebtanas diliburkan sekolahnya. Begitu juga semua sekolah di Jakarta, para siswanya diminta berdiam diri di rumah selama satu minggu. Amien Rais yang semula memimpin dalam aksi-aksi mahasiswa untuk reformasi justru mengajak mereka untuk membatalkan aksi demonstrasi karena akan berbenturan dengan militer. 

Tapi, tetap saja sekitar ratusan ribu mahasiswa berhasil menduduki Gedung DPR MPR RI Senayan, Jakarta. Para mahasiswa berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Di depan Gedung DPR MPR RI, di hadapan ratusan ribu mahasiswa itu Amien Rais berorasi menggelorakan era reformasi yang akan segera dicapai. Pada tanggal 21 Mei 1998 itu juga Soeharto mengundurkan diri sebagai Presiden Republik Indonesia.

Amien Rais pernah berwacana mencalonkan diri sebagai presiden tetapi partai yang ada (Golkar, PPP, PDI) hampir sepenuhnya dikendalikan oleh Soeharto. Pasca Soeharto lengser, pada 23 Agustus 1998, Amien Rais bersama 49 tokoh nasional lainnya mendeklarasikan Partai Amanat Nasional. Di tahun 1999 Amien terpilih sebagai ketua MPR-RI periode 1999-2004. 

Selama Amien menjabat sebagai ketua MPR, ia kembali memainkan 'jurus kanuragan'nya dalam memobilisasi suara anggota DPR membentuk poros tengah. Di antara hasil kecerdasan seorang Amien Rais di poros tengah adalah terpilihnya Abdurrahman Wahid atau Gus Dur sebagai Presiden RI tahun 1999 hingga melalui manuver beliau juga Gus Dur diturunkan dan diganti oleh wakilnya, Megawati Soekarnoputri di tahun 2001.

Saya memahami, reformasi merupakan era terbukanya keran kebebasan berpendapat dan berpolitik. Saya mengakui jasa seorang Amien Rais dalam turut membebaskan bangsa kita dari belenggu Orde Baru selama 32 tahun. Tetapi, lama kelamaan manuver politiknya mulai berlebihan. Amien Rais yang notabene seorang akademisi semakin lama semakin meninggalkan kaidah kebenaran berdasarkan fakta. Amien kini senang bermain asumsi, walaupun fiksi yang penting penuh aksi.

 

Perubahan di sepuluh tahun terakhir

Di tahun 2009 Amien sudah tidak lagi menjabat sebagai ketua umum PAN maupun sebagai Ketua Umum DPP Muhammadiyah. Amien Rais yang pernah maju di pilpres 2004 dan mengalami kekalahan gagal untuk mencalonkan diri kembali karena tidak adanya partai yang resmi mencalonkannya sebagai presiden. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun