Mohon tunggu...
Lia M. Rahmalia
Lia M. Rahmalia Mohon Tunggu... Guru - Guru TK

Seorang guru TK yang senang membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerita Anak: Sepatu Bayu

13 November 2022   09:32 Diperbarui: 3 Januari 2023   21:39 654
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi itu seperti biasa Bayu yang bersekolah di Taman Kanak-Kanak, pergi ke sekolah dengan rapi. Dari atas kepala sampai ke kaki. Tidak lupa setelah semuanya rapi, dia memakai sepatu kesayangannya yang berwarna putih.

Sepatu itu sebenarnya Bayu dapatkan dari anak tetangganya yang sudah tidak terpakai lagi dan merasa kasihan karena ayahnya Bayu hanyalah seorang buruh dan ibunya seorang ibu rumah tangga.

Tetapi buat Bayu, sepatu itu sangat berharga, karena cuma itulah satu-satunya sepatu yang dia miliki. Bayu sadar ayah dan ibunya tidak sanggup untuk membelikan sepatu yang baru. Sehingga, setiap seminggu sekali, dia meminta bantuan ibunya supaya sepatu tersebut dicuci dengan bersih dan wangi. Jadi meskipun tidak baru, sepatu tersebut kelihatan baru dan selalu wangi.

Di sekolah, bila kegiatan di dalam kelas sepatu anak-anak disimpan di rak sepatu, dibereskan oleh anak-anak hingga rapi.

Ketika anak-anak sedang belajar, sepatu-sepatu itu mengobrol,

"Beruntung sekali kamu, pemilikmu selalu mencuci kamu dengan bersih dan wangi, jadi kalau kamu dipakai membuat nyaman pemilikmu", kata sepatu punya Rendi kepada sepatu milik Bayu.

"Iya betul, kalau aku, huuh... pemilikku boro-boro mencuciku, kalau sudah dipakai, aku malah dilempar ke sembarang tempat, jadi kadang-kadang aku terpisah dari temanku", jawab sepatu punya Rifki.

"Sama dong..., pemilikku juga begitu, kadang-kadang aku tertimpa oleh benda lain yang berat, duuhh" timpal sepatu yang lain.

"Iya, sama....makanya aku jadi berbau dan bila dipakai menimbulkan gatal-gatal pemiliknya" celutuk sepatu yang lain.

Begitulah, setiap hari sepatu-sepatu itu membicarakan nasibnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun