Mohon tunggu...
babarol
babarol Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Jurusan Fisika Angkatan 2019 Universitas Brawijaya

Memahami, Menelaah, dan Menulis setiap apa yang dapat dipelajari dari kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Masuk SD Harus Bisa Calistung? Bunda Nggak Perlu Khawatir!

31 Mei 2023   21:50 Diperbarui: 31 Mei 2023   22:23 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak bosan ketika belajar (Foto: annisast.com)

Mendekati masa tahun ajaran baru, tidak sedikit orang tua yang mulai gelisah terkait pendidikan anak. Hal ini wajar karena setiap orang tua tentu ingin pendidikan terbaik bagi anaknya. Aturan masuk SD yang mengharuskan anak bisa calistung seringkali menjadi penyebab kegelisahan orang tua terkait pendidikan anak. Anak yang tidak bisa calistung ketika masuk SD juga seringkali dianggap sebagai penghambat dalam proses pembelajaran.

Namun, Bunda tidak perlu khawatir karena aturan masuk SD harus bisa calistung tidak akan berlaku lagi mulai tahun ajaran baru pada Juli 2023 mendatang. Jika anak belum bisa membaca, menulis, dan berhitung bukan berarti tertinggal dan lamban dalam belajar karena tolak ukur keberhasilan dalam belajar tidak hanya dilihat dari kemampuan membaca, menulis, dan berhitung.

Kebijakan masuk SD tidak harus bisa calistung merupakan implementasi program baru Merdeka Belajar yang diluncurkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Semarak Merdeka Belajar yang telah diluncurkan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Menristekdikti) yaitu Merdeka Belajar Episode ke-24: Transisi PAUD ke SD yang menyenangkan.

Kali ini, fokus program Merdeka Belajar ditujukan pada pendidikan dasar yang merupakan tolak ukur pembentukan kebiasaan belajar pada jenjang pendidikan selanjutnya. 

Hal ini penting karena miskonsepsi masyarakat bahwa masuk SD harus bisa calistung sudah tertanam kuat dalam benak masyarakat. Kemampuan calistung selama ini telah dianggap sebagai tolak ukur keberhasilan belajar dan seringkali membuat anak-anak bosan.

Padahal, kemampuan calistung bukan hal pokok yang harus diketahui oleh peserta didik. Kemampuan calistung dapat dipelajari dalam proses belajar setelah peserta didik memahami kemampuan dasar yang harus dimiliki yaitu kemampuan holistik. Kemampuan holistik berkaitan dengan bagaimana anak-anak dapat memahami emosi, kemandirian, kemampuan berinteraksi, bertanggung jawab, kepedulian terhadap orang lain, dan lain-lain.

Kemampuan yang Harus Dibangun pada Anak

Anak merasa bosan dalam belajar (Foto: edukasi.kompas.com)
Anak merasa bosan dalam belajar (Foto: edukasi.kompas.com)

Untuk pembentukan kebiasaan belajar yang baik pada anak-anak, perlu beberapa perubahan fokus belajar bagi anak-anak terutama usia PAUD hingga transisi dari PAUD ke SD. Pada program Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan terdapat beberapa hal yang perlu dibentuk agar peserta didik dapat merasakan manfaat baik dari proses pembelajaran itu sendiri.

Hal pertama yang perlu dibentuk yaitu anak merasa senang dalam belajar. Rasa senang dalam belajar dapat terbentuk melalui adanya ketertarikan anak dalam proses pembelajaran. Berikutnya, anak juga perlu ditanamkan rasa percaya diri bahwa sebenarnya mereka pasti bisa asalkan mau belajar. Anak perlu diajarkan bahwa setiap sesuatu itu pasti bisa tercapai dengan berusaha.

Selanjutnya, anak mampu mengelola emosi dan menghargai orang lain. Kemampuan mengelola emosi penting dilakukan agar anak tidak tumbuh menjadi pribadi yang egois dan tidak memiliki rasa kepedulian terhadap orang lain. Selain itu, anak juga perlu diajarkan terkait bagaimana merawat diri dan barang-barang yang menjadi tanggung jawabnya. Hal ini melatih rasa tanggung jawab bagi anak terhadap apa yang mereka miliki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun