Pandemi COVID-19 telah memberikan ruang baru dalam beraktivitas. Sebelumnya, beberapa kegiatan sempat macet sementara akibat adanya pandemi COVID-19 yang menjangkit di hampir seluruh belahan dunia.Â
Sedangkan kehidupan masih harus berlanjut baik dari segi ekonomi, pendidikan, maupun, kebutuhan sosial. Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi sudah dapat menyesuaikan agar proses kehidupan tidak stagnan meski perkumpulan penuh batasan.Â
Batasan tersebut bukan tanpa alasan, akan tetapi sebagai bentuk kewaspadaan terhadap penyebaran virus. Semakin banyaknya perkumpulan, maka akan semakin besar potensi penularan virus yang kecepatannya tak terkendali.
Work From Home (WFH) merupakan salah satu solusi yang diambil pemerintah agar aktivitas keseharian dan perekonomian tetap terjaga serta tetap dapat mengurangi penyebaran virus corona.Â
Dengan sistem WFH, pekerja tidak perlu datang ke kantor dan dapat mengerjakannya dengan jarak jauh. Hal tersebut tentu sudah tidak asing bagi para pekerja freelancer atau sering juga disebut sebagai pekerja remote.Â
Hanya saja, perbedaan peraturan dari masing-masing tempat kerja yang membuatnya menjadi berbeda meskipun pada dasarnya adalah sama. Adanya pandemi COVID-19 telah berhasil membuat hampir semua pekerja merasakan menjadi pekerja remote.Â
Tidak hanya pekerja, siswa dari berbagai jenjang studi hingga mahasiswa pun juga belajar melalui kelas online akibat adanya pandemi.
Bosan ataukah Terlalu Nyaman?
Terdapat dua hal yang mungkin dirasakan oleh para pekerja akibat diterapkannya WFH, yaitu bosan dan nyaman. Seseorang yang merasa bosan dengan terlalu lamanya WFH mungkin disebabkan oleh beberapa hal di antaranya suasana dan rekan kerja yang nyaman serta banyaknya gangguan ketika bekerja di rumah.Â
Seseorang mungkin merasa lebih banyak gangguan apabila bekerja di rumah, mulai dari mengurus anak, keperluan dan kebutuhan rumah tangga, hingga mengurus suami yang juga sedang WFH.Â