Mohon tunggu...
babarol
babarol Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Jurusan Fisika Angkatan 2019 Universitas Brawijaya

Memahami, Menelaah, dan Menulis setiap apa yang dapat dipelajari dari kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

WFH: Berawal dari Kewaspadaan, Beralih Menjadi Kebiasaan

14 Januari 2023   22:23 Diperbarui: 17 Januari 2023   01:00 852
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bekerja dari rumah atau work from home (WFH). (sumber: PEXELS/ANTONI SHKRABA via kompas.com)

Pandemi COVID-19 telah memberikan ruang baru dalam beraktivitas. Sebelumnya, beberapa kegiatan sempat macet sementara akibat adanya pandemi COVID-19 yang menjangkit di hampir seluruh belahan dunia. 

Sedangkan kehidupan masih harus berlanjut baik dari segi ekonomi, pendidikan, maupun, kebutuhan sosial. Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi sudah dapat menyesuaikan agar proses kehidupan tidak stagnan meski perkumpulan penuh batasan. 

Batasan tersebut bukan tanpa alasan, akan tetapi sebagai bentuk kewaspadaan terhadap penyebaran virus. Semakin banyaknya perkumpulan, maka akan semakin besar potensi penularan virus yang kecepatannya tak terkendali.

Work From Home (WFH) merupakan salah satu solusi yang diambil pemerintah agar aktivitas keseharian dan perekonomian tetap terjaga serta tetap dapat mengurangi penyebaran virus corona. 

Dengan sistem WFH, pekerja tidak perlu datang ke kantor dan dapat mengerjakannya dengan jarak jauh. Hal tersebut tentu sudah tidak asing bagi para pekerja freelancer atau sering juga disebut sebagai pekerja remote. 

Work From Home (Foto: bwpeople.businessworld.in)
Work From Home (Foto: bwpeople.businessworld.in)

Hanya saja, perbedaan peraturan dari masing-masing tempat kerja yang membuatnya menjadi berbeda meskipun pada dasarnya adalah sama. Adanya pandemi COVID-19 telah berhasil membuat hampir semua pekerja merasakan menjadi pekerja remote. 

Tidak hanya pekerja, siswa dari berbagai jenjang studi hingga mahasiswa pun juga belajar melalui kelas online akibat adanya pandemi.

Bosan ataukah Terlalu Nyaman?

Terdapat dua hal yang mungkin dirasakan oleh para pekerja akibat diterapkannya WFH, yaitu bosan dan nyaman. Seseorang yang merasa bosan dengan terlalu lamanya WFH mungkin disebabkan oleh beberapa hal di antaranya suasana dan rekan kerja yang nyaman serta banyaknya gangguan ketika bekerja di rumah. 

Seseorang mungkin merasa lebih banyak gangguan apabila bekerja di rumah, mulai dari mengurus anak, keperluan dan kebutuhan rumah tangga, hingga mengurus suami yang juga sedang WFH. 

Namun, bagi mereka yang lebih sedikit gangguannya ketika bekerja di rumah, mereka akan merasa jauh lebih nyaman dengan WFH.

Tidak sedikit pula yang mengatakan bahwa bekerja jarak jauh lebih nyaman daripada bekerja langsung di kantor. 

Pasalnya, bekerja jauh tidak membutuhkan biaya transportasi, tidak memerlukan waktu lama untuk perjalanan menuju kantor, serta lebih hemat secara finansial. 

Selain itu, dengan bekerja jarak jauh juga lebih mengurangi adanya tekanan dari atasan sehingga mengurangi tingkat stres dari para pekerja. Dengan demikian, beban kerja menjadi lebih sedikit dan lebih ringan dengan sistem WFH daripada secara langsung di kantor.

Terlalu Nyaman WFH (Foto: ayomalang.com)
Terlalu Nyaman WFH (Foto: ayomalang.com)

Walaupun begitu, terus-terusan dan terlalu lama ber-WFH juga kurang baik karena dapat menurunkan kemampuan bersosialisasi dengan orang lain. 

Meskipun nyaman, tetapi berusaha meningkatkan kemampuan itu perlu untuk terus dilakukan. 

Ada beberapa soft skills yang mungkin lambat atau bahkan tidak dapat dipelajari dengan WFH, seperti kemampuan berinteraksi dan berkomunikasi dengan rekan kerja, atasan, maupun bawahan. 

Oleh karena itu, bekerja secara langsung itu perlu dan penting untuk dilakukan. Bekerja secara langsung dapat membantu meningkatkan kemampuan berbicara, melatih emosi, bagaimana menempatkan diri sesuai kondisi yang tepat, serta banyak hal lainnya.

Dengan demikian, meskipun bekerja secara remote, ada kalanya tetap perlu untuk pergi ke kantor meski tidak sering.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun