Menurut pendapat beberapa orang bijak nan suci bahwa jauh sebelum ada manusia di dunia ini, tumbuhan sudah diciptakan Tuhan. Kita bisa mengartikan bahwa tumbuhan merupakan saudara tua manusia yang patut kita hormati.
Banyak penelitian yang mengungkapkan bahwa manfaat dari keberadaan tumbuhan, tidak hanya bagi manusia, tapi juga makhluk Allah lainya, baik yang hidup (biotik) maupun tak hidup (abiotik).
Lambang atau simbol terkait lingkungan hidup pada umumnya berupa tumbuhan, seperti Kementerian Lingkungan Hidup di era Prof. Emil Salim berlambangkan pohon Kalpataru, Kementerian Kehutanan dengan pohon Pinusnya, dan Perum Perhutani waktu jaya-jayanya dengan lambang tanaman Jati sebagai beberapa contoh.
Manusia hendaknya bisa belajar dari sifat-sifat tumbuhan. Saat tumbuhan melakukan proses fotosintesis membutuhkan CO2 dan menyerap sinar Matahari serta menghasilkan O2 yang dapat menyegarkan udara sekaligus untuk pernafasan manusia dan satwa di sekitarnya.Â
Tajuknya yang rindang merupakan peneduh bagi yang kepanasan dan di malam hari menjadi tempat tinggal burung untuk beristirahat.
Tumbuhan membutuhkan air dan unsur hara yang diserap akar yang berada di bawah tanah, namun juga mampu berfungsi untuk mencegah erosi dan banjir.Â
Air hujan mampu meresap ke dalam tanah dan sedikit demi sedikit dikeluarkan lewat mata air, sumur dan sungai untuk kebutuhan minum, irigasi untuk persawahan, menghasilkan energi listrik dari tenaga air atau sebagai sarana transportasi air.
Seluruh bagian tumbuhan mulai dari daun, bunga, buah, batang, kulit dan bahkan akarnya dapat digunakan sebagai bahan baku untuk kebutuhan pangan, papan, dan sandang manusia.
Saatnya kita menjaga alam ini dengan mencintai tumbuh-tumbuhan dengan membibitkanya di persemaian, menanamanya di sawah, kebun dan hutan, memeliharanya sampai masa panen dan memanfaatkannya secara bijak dengan azas kelestarian sebagai manifestasi rasa syukur kita kepada Sang Pencipnya alam jagat raya ini.