Mohon tunggu...
Lukman Hakim
Lukman Hakim Mohon Tunggu... Lainnya - ASN di KLHK

Jabatan Fungsional Penyuluh Kehutanan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kesetiakawanan Saat Pandemi Covid 19

12 Januari 2022   19:58 Diperbarui: 12 Januari 2022   20:05 535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 "Woooo....wedhus tenan ik. Dienteni malah ninggal," gerutu Rohman.

Setelah sampai ke rumah Sinta yang ternyata tidak jauh dari Mesjid Pathok Negoro, Nanok, Hendro dan Danang sudah bercengkrama dengan Suami Sinta yang berpenampilan sederhana memakai blangkon seperti Gus Miftah.

Di dalam rumah yang berbentuk Joglo dengan bahan baku kayu Nangka ini, ada beberpa alat perang pasukan Kerajaan Mataram seperti tombak dan keris yang ditaruh di salah satu sakanya. Tikar sudah dibentangkan, jajanan pasar, godokan serta teh anget sebagai hidangan obrolan pagi di rumah yang sekitarnya dinaungi pohon-pohon besar sehingga rindang dan sejuk.

Cristiana yang dulu waktu SMA bertubuh bongsor, Prihatni dan Sinta sedang asyik ngobrol ngalur-ngidul mengenang masa lalu saat di SMA. Tak lama HP Hendro berdering yang ternyata dari Mbah Slamet.

 "Halooooo...wis tekang ngendi koe Mbah?"

Kelihatanya Hendro tidak paham ketika ditanya ancer-ancer rumah Sinta, dan Ia segera menyerahkan pada Suami Sinta yang tidak jauh dari sisi nya.

 "Aku gak dong je cah," kata Hendro sambil ketawa-ketawa sendiri, seperti biasanya.

 "Koe ki ketua, uo kudu ngerti sak kabahane," ujar Rohman

"Woooo.....wedhus koe Man. Hahahaha."

Tak lama kemudian Slamet datang mengendarai motor dengan membawa beberapa bungkus tiwul yang dipesan teman-temannya.

 "Gak bareng Masrukan po Mbah?" Tanya Nanok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun