Obrolan soal tulisan lucu-lucu di bak belakang truk antara pak Felix Tani, pak Pebrianov dan saya kemarin siang akhirnya membuat saya perlu melakukan riset kecil kecilan tentang pesan di Bak Truk.Â
Pesan di truk seperti "Doa Ibu', 'Kutunggu Jandamu' atau "Ojo Ngaku Ayu Yen Durung Duwe Bojo Supir" sering kita baca di bak truk. Masih banyak lagi pesan-pesan yang langsung terbaca mata kita ketika menyupir atau berada di belakang truk truk itu.Â
Memang, kadang-kadang ada cukup banyak kalimat yang terasa kurang sensitif, khususnya bagi pembaca kelompok perempuan. Namun, itulah lukisan bak truk. Kreatif, lucu, dan kadang-kadang nyleneh.Â
Awalnya saya mengira tidak terlalu banyak variasi lukisan bak belakang truk. Ternyata ada banyak ragamnya. Supir ataupun pemilik truk bisa memesan gambar dan kalimat yang akan dilukis. Namun, bengkel lukis juga memiliki beberapa contoh yang bisa dilukiskan.Â
Misalnya, terdapat beberapa nama selebritas yang fotonya sering dilukiskan di bak truk. Nama-nama itu mungkin anda kenal atau tak anda kenal. Namun, paling tidak, nama itu dekat di hati pemilik dan supir truk. Beberapa media menyebutkan nama-nama selebritas , misalnya Kadek Devi, si Milea alias Vanesha Prescilla, Via Valen, dan lain lain.
Uniknya, karena saking berpengalamannya, banyak pelukis bak truk yang melukis tanpa pola. Mereka menggunakan cat semprot langsung ke materi bak belakang dan samping truk. Ini seperti disampaikan oleh pak Sopa yang memegang semprotan cat yang tersambung dengan kompresor (tribbunjabar.id). Untuk jasanya, pak Sopa menerima sekitar Rp 350.000 untuk melukis satu truk di tahun 2013.
Lukisan bak truk dengan manual tentu lebih unik, tetapi jumlah pelukis makin terbatas tergerus stiker bak truk. Terdapat artikel tentang pak Hartono yang telah selama hampir 30 tahun mengerjakan lukisan bak truk. Saat ini ia menerima Rp 3,75 sampai Rp 4 juta untuk membuat lukisan stiker satu bak truk. Sebelumnya, ia melukis secara manual.Â
Dalam sehari ia mengerjakan 2 sampai 3 bak. Yang menarik, terdapat juga kekhawatiran dalam bentuk takhayul bila memberikan lukisan perempuan seksi di bak truk. Oleh karenanya, tulisan 'Doa Ibu' hampir selalu menyertai untuk menambah tulisan yang telah ada (Detik.com, 2017).
Namun, rupanya lukisan bak truk rupanya bukanlah eksklusif untuk situasi di Indonesia saja. Beberapa wilayah di luar Indonesia juga memiliki keunikan dan juga keindahan bak truk. Bahkan, ragamnya lebih beraneka, tingkat kompleksitas lukisan juga lebih tinggi, dan juga memiliki makna budaya.Â
Bagi pengemudi truk di India, lukisan yang ada di bak truk bukan hanya sekedar lukisan. Gambar-gambar itu merupakan slogan, dekorasi dan simbol yang mewakili siapa yang ada di belakang setir. Banyak di antara simbil simbil itu juga mewakili harapan dan keberuntungan. Pada akhirnya, warna warni bak truk di India bahkan sempat memberi inspirasi pada permainan Kartu Uno.
Suatu artikel di CNN.com pada tahun 2015 tentang perjalanan ke India yang memuat pemulis menemukan begitu banyak truk dengan lukisan berwarna warni di India. Penulis menggambarkan peran supir truk yang merupakan penggerak ekonomi India dan harus melakukan perjalanan panjang dan lama, jauh dari rumah, istri, dan anak.Â
Rasa rindu itulah yang menjadikan para supir truk menyalurkannya dalam bentuk lukisan di truk. Di dalam truk itulah, para supir memuat ruang dan interior truk seperti di rumah mereka. Ada foto dan hiasan-hiasan.
Di masa yang lalu, supir-supir truk akan mengklakson sesama truk yang berpapasan sebagai tanda mereka juga melakukan hal yang sama dalam membawa dan mengirim barang barang dari satu kota ke kota lain.
Memang saat ini makin sedikit pelukis truk ada di India. Bergesernya waktu membuat mereka menyadari bahwa pendidikan anak adalah utama. Mereka tidak menginginkan anak anaknya menjadi pelukis truk.
Di Pakistan, supir truk menabung 2 tahun gajinya untuk bisa menghias dan melukis truknya. Lukisan-lukisan lebih dari ekspresi budaya bagi pengemudi truk. Sejarah lukisan truk sudah ada sejak 1920-an ketika truk Bedford diimpor dari Inggris. Lukisan ini sesuai sekali dengan tutupan truk yang besar terbuat dari kayu, atau disebut sebagai taj, yang artinya mahkota.Â
Pada tahun 1940-an, ketika truk mulai mengirimkan barang-barang di jalan-jalan panjang, perusahaan-perusahaan mendesain logo sehingga orang, termasuk mereka yang buta aksara, dapat mengetahui siapa pemilik truk.Â
Selanjutnya, ornamen-ornamen berkembang. Bahkan lomba diadakan untuk menggalakkan seni lukis truk. Untuk menghias satu truk, orang bisa mengeluarkan biaya sekitar US $ 2,500 atau lebih Rp 36 juta pada nilai tukar saat ini.
Di Jepang, seni melukis truk sering disebut sebagai Dekotora sebagai singkatan dari 'deocration truck'. Pada umumnya, lukisan adalah berupa pemasangan sinar ultraviolet, lukisan ekstravagansa dan ornament berkilau. Dekotora bisa dilukis oleh pekerja yang meluangkan waktunya atau memang oleh orang yang punya hobi melukis.
Rupanya lukisan bak truk di Indonesia bukanlah yang termeriah dan paling rame. Dan yang tertera di bak truk bukan pula sekedar rindu supir kepada istri. Supir di bagian bumi lain menempatkan truk sebagai rumah, istri, dan bahkan sebagai bagian dari strategi bisnis dan budaya.Â
Pustaka : Bak Truk 1 Bak Truk 2, Bak Truk 3, Bak Truk 4