Mohon tunggu...
Muhammad Dewa Baskoro
Muhammad Dewa Baskoro Mohon Tunggu... -

Sedang menempuh S1 di suatu Universitas swasta di Jakarta. Fans Liverpool. Memilih menulis tentang sepakbola karena bermain sepakbola ternyata lebih sulit. Bisa ditemukan di twitter: @lewandewaski

Selanjutnya

Tutup

Bola

Menyalahkan Rodgers Menyalahkan Segalanya

6 Oktober 2015   18:30 Diperbarui: 7 Oktober 2015   02:19 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Musim panas 2012 Liverpool memberi keputusan untuk menunjuk Brendan Rodgers menggantikan Kenny Dalglish. Dalglish yang berhasil membawa Liverpool bolak-balik Wembley untuk laga Carling cup & FA Cup dan memenangi salah satu diantaranya. Saat itu harus dipecat karena hanya membawa Liverpool finish di posisi 8.

Ketika awal ditunjuk Rodgers berkata akan membawa skema ball possession seperti yang ia tunjukkan selama di Swansea City. Awalnya memang tak terlalu baik Liverpool masih terseok-seok, hingga pembelian paruh musim seperti Coutinho dan Sturridge mampu membawa angin segar dan memperbaiki posisi Liverpool ke posisi 7. Musim pertama selalu sulit, Rodgers masih harus menemukan tim terbaik yang dia inginkan. Bukanlah salah Rodgers ia gagal di musim pertama. Ini adalah salah proses adaptasi.

Musim kedua setelah membeli pemain yang penting semisal Mignolet, Toure dan Sakho. Liverpool melesat sejak awal musim, 5 laga awal tanpa Suarez, Sturridge unjuk gigi. Ketika Suarez comeback, duet SAS menggila. Ketika Sturridge absen, Suarez semakin leluasa mencetak gol.

Paruh kedua musim adalah luar biasa, kemenangan fenomenal melawan tim seperti Arsenal, Manchester United, Everton serta Manchester City adalah highlights-nya. Sisa 3 pertandingan terakhir, ketika chant ‘..We’re gonna win the league. And now you’re gonna believe us. We’re gonna win the league.’ Seakan-akan menjadi kenyataan. Semua fans Liverpool pun sudah siap membagi cerita untuk anak cucunya di usia tua kelak. Namun Chelsea yang ketika itu masih bertarung di UCL melawan Atletico menurukan skuad pelapisnya. Semua orang berpikir Liverpool akan menang mudah. Tapi Jose Mourinho berkata tidak, parkir bis yang ia buat berhasil membawa Chelsea menang 2-0 di Anfield.

Selepas pertandingan itu dan hari-hari berikutnya adalah tragedi. Bukanlah salah Rodgers karena Liverpool gagal juara musim itu. Itu adalah salah hakim garis yang menganulir gol Sterling ke gawang Man City, itu adalah salah Allen yang gagal menceploskan bola ke gawang yang melompong ketika melawan Everton, itu adalah salah Kolo Toure yang salah memberi back pass yang dapat direbut Anichebe membuat WBA mengimbangi Liverpool, itu adalah salah Gerrard yang terpleset melawan Chelsea dan juga salah ketidak fokusan barisan belakang Liverpool ketika jumpa Crystal Palace yang menyebabkan mereka dapat mengimbangi skor menjadi 3-3.

Musim selanjutnya Rodgers harus kehilangan Suarez, adalah hal bodoh ketika berpikir Liverpool akan baik-baik saja tanpanya mengingat musim lalu ketika penyerang Uruguay ini tak ada, Liverpool tetap menggiila. Segudang pemain yang dibeli memakai uang Suarez tidak ada yang bahkan mencapai setengah level Suarez. . Musim berakhir buruk, UCL selesai di fase grup, Capital One Cup dan FA cup hanya sampai semifinal dan liga finis di posisi 6. Bukanlah salah Rodgers lagi saat itu Liverpool terpuruk, secara keseluruhan permainan Liverpool sepanjang musim sangat limbung. Rodgers hanya satu dan pemain di lapangan adalah penerjemah taktiknya, ia tidak dapat membuat seluruh skuadnya seperti kemauannya ini adalah salah mereka. Dan juga salah Luis Suarez yang memilih untuk treble bersama Barcelona ketimbang dengan Liverpool.

Setelah 3 musim tanpa gelar dan tak menunjukkan progress berarti. Ternyata Liverpool masih mempercayai Rodgers, saya tak terkejut sesungguhnya karena selama ini memang bukan salah dirinya, kan ? Dibelinya Christian Benteke serta Roberto Firmino pada awal musim menunjukkan sinyal bahwa ia masih dipercayai karena Liverpool terus mempersenjatai skuadnya. Awal musim sangat meyakinkan dimana Liverpool membuat 3 cleansheet beruntun, 2 diantaranya berujung kemenangan. Setelah itu Liverpool justru menurun diawali kekalahan dari West Ham dan bahkan tak mampu menang melawan tim antah berantah seperti FC Sion dan Carlislie.

Apa ini salah Rodgers ? Tentu tidak. Ini adalah salah Lovren yang kembali tidak waras setelah sempat meyakinkan di 2 laga awal, salah Emre Can yang tak mampu menjadi Centre Back handal meski posisinya adalah Centre Midfield, ini adalah salah Steven Gerrard yang memilih melanjutkan karier di Amerika serikat dan juga salah seluruh skuad Liverpool yang tak mampu bermain bagus. Usai laga lawan Everton yang berakhir 1-1, Rodgers menerima panggilan bahwa ia dipecat. Hal yang mengejutkan karena kegagalan ini sebenarnya bukanlah salahnya. Jika nanti yang menggantikannya adalah Sam Allardyce, Gary Monk atau nama-nama aneh lainnya ketimbang Jurgen Klopp atau Carlo Ancelotti. Ini adalah baru salah Brendan Rodgers.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun