Mohon tunggu...
Levi William Sangi
Levi William Sangi Mohon Tunggu... Petani - Bangga Menjadi Petani

Kebun adalah tempat favoritku, sebuah pondok kecil beratapkan katu bermejakan bambu tempat aku menulis semua rasa. Seakan alam terus berbisik mengungkapkan rasa di hati dan jiwa dan memaksa tangan untuk melepas cangkul tua berganti pena".

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ignasius Bria, Volunteer Pertanian di Pedalaman Asmat Papua yang Mengubah Lumpur Menjadi Kebun

17 Juli 2020   22:19 Diperbarui: 17 Juli 2020   22:27 3150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ignasius Bria bersama anak-anak pedalaman Asmat, Papua. Dokpri Ignasius Bria

Kejadian yang sangat membekas dalam hatinya yang akhirnya membuat Ignasius bersama istri mengambil keputusan mulia atas dasar cinta pada sesama dengan menjadi volunteer di tanah Papua di pedalaman hutan Suku Asmat, tepatnya di Kampung Er, Distrik Sawaerma, Kabupaten Asmat,  Papua. 

Anak-anak pedalaman Suku Asmat, Papua. Dokpri gnasius Bria
Anak-anak pedalaman Suku Asmat, Papua. Dokpri gnasius Bria

Ignasius sebelumnya sudah hidup nyaman dengan karir menjadi guru di SMA Negeri 2 Monokwari, Papua Barat. Seakan menjadi gambaran tentang kesejahteraan masyarakat Papua, di Monokwari ketika itu, Ignasius melihat dunia pendidikan dan ekonomi sudah sangat berkembang. Pembangunan dan perputaran ekonomi di Monokwari dirasakan Ignasius sudah sangat maju. 

Namun semuanya berubah ketika di tahun 2017, Ignasius bertemu dengan seseorang yang mempunyai hobi bersepeda berkeliling Indonesia, namanya Andreas Wahyu, yang juga merupakan teman kuliahnya di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara Jakarta. 

Andreas Wahyu dengan hobinya bersepeda berkeliling Indonesia di tahun 2017 tiba untuk bersepeda di Papua. Andreas bersepeda mengelilingi Papua sampai ke pelosok pedalaman Papua.

Lewat Andreas lah, lewat teman kuliahnya semasa di Jakarta ketika dahulu inilah, untuk pertama kali Ignasius mendengar cerita tentang sebuah kampung yang tidak ada lagi jalan untuk Andreas mangayuh sepedanya. Ketika itu, Andreas bercerita bahwa dia harus menaikkan sepedanya ke perahu untuk menyeberangi sungai yang besar agar bisa sampai di kampung tersebut. 

Kampung Er, memang terletak di pedalaman Asmat, dan di daerah tersebut merupakan daerah rawa yang setiap harinya mengalami pasang surut air, sehingga tentunya secara geografis sangat sulit untuk adanya akses jalan menuju kesana selain lewat transportasi air, yakni dengan menggunakan perahu. 

Tempat atau kampung dimana Ignasius menjadi Volunteer Pertanian. Dokpri Ignasius Bria
Tempat atau kampung dimana Ignasius menjadi Volunteer Pertanian. Dokpri Ignasius Bria

Andreas juga bercerita tentang bagaimana kehidupan orang yang tinggal disana, tentang apa yang menjadi permasalahan mereka disana, sehingga dari cerita tersebut mampu menggerakkan hati sang pak guru ini yang bernama lengkap Ignasius Bria Nahak yang memutuskan untuk melihat langsung kehidupan orang-orang yang hidup di pedalaman Asmat ini. 

Di tahun 2017, Ignasius menginjakkan kaki di Kampung Er, Distrik Sawa Erma, Kabupaten Asmat, Papua. Tujuan pertamanya kesana adalah untuk memberdayakan penduduk disana agar penduduk disana bisa mengolah hasil alam mereka dan kerajinan tangan mereka, seperti ukiran atau pahatan kayu Suku Asmat yang sangat bagus itu. 

Pria Asmat yang sedang membuat ukiran kayu. Dokpri Ignasius Bria
Pria Asmat yang sedang membuat ukiran kayu. Dokpri Ignasius Bria

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun