Mohon tunggu...
Levi William Sangi
Levi William Sangi Mohon Tunggu... Petani - Bangga Menjadi Petani

Kebun adalah tempat favoritku, sebuah pondok kecil beratapkan katu bermejakan bambu tempat aku menulis semua rasa. Seakan alam terus berbisik mengungkapkan rasa di hati dan jiwa dan memaksa tangan untuk melepas cangkul tua berganti pena".

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Kunikmati Mengetik Perlahan Dalam Gubuk dengan Sebuah Smartphone Kecil

13 Agustus 2019   20:21 Diperbarui: 13 Agustus 2019   20:28 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salam Hangat.. 

Saya adalah petani yang juga hobi menulis. 

Menulis tentang apa saja yang lewat atau hadir dipikiran saya.  

Menulis ketika itu tiba-tiba menjadi hobi baruku setelah bertani.  

Disaat aku mengetik sebuah kalimat panjang tentang unek-unek ku di dunia pertanian tentang permasalahan  regenerasi petani yang ketika itu saya upload di beranda Facebook saya.  Satu pesan yang mengubah kebiasaanku pun hadir.  Sebuah dorongan untuk menulis di Kompasiana ketika itu. 

Inbox/Facebook. Dokpri
Inbox/Facebook. Dokpri

Ketika pertama kali menulis di Kompasiana, kunikmati momen disaat capek seharian di kebun dan saat beristirahat,  duduk,  mengetik pada sebuah smartphone mini sambil sesekali menyeruput kopi jahe dengan tangan kanan.

Sampai sekarang pun disaat saya menuliskan tulisan saya ini,  hanya sebuah smartphone kecil yang menjadi alat untuk saya berbagi apa yang ada dalam pikiran saya.  

Sampai hari ini,  sudah ada 30 tulisan lebih yang saya tulis dan kesemuanya hanya lewat smartphone mini kesayanganku ini.

Keterbatasan alat tidak bisa menghalangi saya untuk berbagi buah pikiran bagi sesama teman-teman Kompasiana.  Meski dengan latar pendidikan yang seadanya,  saya tetap berusaha menghadirkan sebuah tulisan yang bisa menjadi berkat bagi sesama.

Mengetik tulisan di Kompasiana dengan sebuah smartphone memang sangat memakan waktu dan tenaga,  kadang saya harus membaca kembali berulang-ulang karena takut mungkin ada pengetikan kata yang salah karena kecilnya layar untuk saya membaca dan sempitnya keyboard di Smartphone untuk mengetik.

Jari saya yang kasar karena profesi saya sebagai petani, yang tak jarang masih ada sisa tanah yang melekat di jari selepas menanam tanaman, meskipun sudah ku cuci, namun jari ini masih tergolong kotor dan kasar dibandingkan seorang penulis sungguhan.

Sebagaimana yang pernah saya tuliskan dalam tulisan saya sebelumnya,  bahwa saya adalah petani yang bangga akan profesi ini,  seorang petani dengan label bekas pecandu putaw atau pecandu narkoba yang ingin akan kehidupan yang lebih baik di masa depan. 

Bekas pecandu narkoba yang pernah menuliskan kisahnya dan tulisan itu menjadi Future Artikel di Kompasiana waktu itu. 

Saat melihat bahwa tulisan saya dianggap baik ketika itu,  semangat untuk menulis kian lama kian kuat.  Seakan saya menemukan jati diri saya selain menjadi petani. 

Sayapun harus pintar membagi waktu,  antara pekerjaan dikebun yang memakan tenaga dan waktu yang banyak serta kerinduan yang setiap saat ingin menuliskan sesuatu di Kompasiana ini. 

Menulis di Kompasiana, terkadang saya merasa menjadi pujangga dan segera mungkin mulai menuliskan baitan puisi yang kata-katanya datang begitu saja dalam pikiranku. 

Setiap kali dikebun saat bekerja,  ketika saya menemukan satu inspirasi yang tiba-tiba hadir dalam pikiran saya,  sayapun akan cepat-cepat ke gubuk dan mulai mengetik.  Saya tidak bisa menunda,  takut kalau inspirasi itu hilang atau lari dari pikiran saya. 

Yaah..  Ku nikmati hobi baruku untuk menulis dalam sebuah gubuk di kebunku ini, dengan media seadanya, yang ku ketik perlahan dan pasti. Meskipun seadanya,  namun saya tetap bahagia dengan apa yang ku lakukan sekarang ini. 

Demikianlah tulisan singkatmu ini,  semoga memberikan semangat bagi teman-teman yang juga sering menulis,  apalagi menulisnya dalam suatu ruangan ber AC dengan sebuah laptop di meja yang memberikan kenyamanan tersendiri. Tetap bersyukurlah dalam segala situasi apapun itu.  Karena dengan senantiasa memiliki hati yang bersyukur kita bisa melihat keindahan hidup dari sisi sudut pandang Sang Pencipta. 

Bersama anak saya di kebun.  Dokpri
Bersama anak saya di kebun.  Dokpri

Salam Hangat dari saya Levi William Sangi untuk teman-teman semua,  salam Kompasiana. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun