Mohon tunggu...
Levi William Sangi
Levi William Sangi Mohon Tunggu... Petani - Bangga Menjadi Petani

Kebun adalah tempat favoritku, sebuah pondok kecil beratapkan katu bermejakan bambu tempat aku menulis semua rasa. Seakan alam terus berbisik mengungkapkan rasa di hati dan jiwa dan memaksa tangan untuk melepas cangkul tua berganti pena".

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Ditolak Negara Luar Akibat Kandungan Pestisida Berlebih, Akhirnya Kita Juga yang Habiskan

11 Agustus 2019   11:02 Diperbarui: 14 Desember 2019   19:21 4802
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak saya saat di kebun jagung.  Dokpri

Hasil pertanian yang tidak sehat akan berdampak buruk bagi kesehatan masyarakat Indonesia. Dan ketika sakit pemerintah menanggung pengobatan masyarakat yang sakit dengan program BPJS kesehatannya,  sementara penyebab sakit yang diderita sebagiannya adalah akibat dari sumber makanan tidak sehat yang di konsumsi oleh sebagian besar masyrakat Indonesia yang tidak paham atau sadar akan bahaya residu bahan kimia yang masih terkandung dalam hasil pertanian di negeri ini khususnya sayuran dan buah. 

Bila saya kutip dari Surat Keputusan Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Pertanian
Pada tahun 1996, sebenarnya telah ada keputusan penetapan mengenai ambang batas maksimum residu pestisida pada hasil pertanian yang diproduksi dari petani.
Namun pada kenyatannya,  belum banyak para pelaku di sektor pertanian yang sadar, termasuk para petani yang terkesan tidak peduli. 

Bahkan ada banyak pemerintah daerah di Indonesia yang mengalokasikan dana guna membantu petani akan kebutuhan pestisida dan pupuk kimia dengan anggaran milyaran rupiah setiap tahunnya. 

Sungguh harga yang mahal untuk kita sendiri pakai menghancurkan lingkungan dan kesehatan rakyat kita sendiri. 

Adalah suatu pukulan telak yang bagi saya sangat memprihatinkan,  ketika ekspor produk pertanian kita ditolak oleh beberapa negara importir, akibat residu pestisida yang melewati ambang batas kewajaran. Bisa kita pastikan bersama, jika sektor pertanian kita masih mengandalkan pestisida kimia sebagai alat pengendali hama, pemberlakuan ekolabelling dan ISO 14000 di era perdagangan bebas, yang akan terjadi adalah kita sendiri membuat produk pertanian Indonesia tidak mampu bersaing bahkan tersisih dan ujungnya sudah pasti hasil pertanian kita akan terpuruk di pasar global dunia. 

Negara maju umumnya tidak mentolerir adanya residu pestisida pada bahan makanan yang masuk ke negaranya. Belakangan ini produk pertanian Indonesia sering ditolak di luar negeri karena residu pestisida yang berlebihan. 

Sampai kapan dunia pertanian kita akan bertahan seperti ini?
Semoga dalam waktu dekat ini akan keluar kebijakan-kebijakan dari para pemegang dan pengambil keputusan, sehingga munculah kebijakan yang memacu pelaku di sektor pertanian untuk menghasilkan produk yang memiliki nutrisi yang baik dan terbebas dari residu bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan  dan lingkungan kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun