Mohon tunggu...
Levi William Sangi
Levi William Sangi Mohon Tunggu... Petani - Bangga Menjadi Petani

Kebun adalah tempat favoritku, sebuah pondok kecil beratapkan katu bermejakan bambu tempat aku menulis semua rasa. Seakan alam terus berbisik mengungkapkan rasa di hati dan jiwa dan memaksa tangan untuk melepas cangkul tua berganti pena".

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Target Utamanya adalah Ibu, Bukan Keempat Tokoh Itu

13 Juni 2019   09:14 Diperbarui: 13 Juni 2019   20:48 1415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Muhammad Iqbal menunjukan barang bukti senjata saat jumpa pers terkait kerusuhan 22 Mei, di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin (27/5/2019).Sumber : kompas.com

Sasaran utamanya bukan mereka berempat melainkan Ibu.

Sedih rasanya ketika mendengar berita yang memuat tentang rencana penembakan keempat tokoh Indonesia. 

Bagi saya,  polisi pasti profesional dalam mendalami kasus ini.  Semoga pendalaman penyelidikannya berjalan lancar tanpa ada intervensi apapun sehingga mengungkap semua alasan mengapa upaya pembunuhan ini direncanakan oleh si terduga. 

Saat pertama kali mendengar berita ini,  dan mengikuti perkembangannya membuat saya bertanya tanya sebenarnya apa yang menjadi tujuan mereka berani melakukan itu.  

Sebenarnya apa yang menjadi cita-cita dalang nya untuk memilih jalan kematian seseorang sebagai jalan keluar atas masalah yang dihadapi bangsa ini lewat cara berpikir orang tersebut. 

Bagaimana pun UUD 45 sudah mengatur semua hal termasuk mengajukan protes dan pendapat secara konstitusi. 

Saya pun berpendapat bahwa jika rencana pembunuhan beberapa tokoh nasional ini memang benar adanya dan jika sampai berhasil terjadi maka sudah pasti negara ini akhirnya pun kacau. 

Tidak menutup kemungkinan kubu yang tadinya diam juga akan mulai terpanas dan melakukan aksinya,  dan endingnya pun akhirnya apa yang menjadi rencana luar yang menginginkan Indonesia porak poranda pun tercapai.  

Para elit luar akan duduk manis melihat perang saudara di Indonesia sambil tertawa dengan minuman whiskey di gelas di genggaman tangan mereka yang berlumur darah.
Sambil otak mereka berpikir menyiapkan cara mereka datang seakan akan menjadi penengah atas perang saudara dan mendukung pembentukan pemerintahan yang baru yang sebenarnya dibentuk oleh mereka sendiri dan membawa penjajahan berkedok investasi yang sebenarnya bertujuan menguasai kekayaan alam Indonesia.  

Entah benar atau tidak dugaan saya atas apa yang akan terjadi nanti yang pasti rakyat Indonesia harus peka akan kemungkinan ini semua.  Saya pun percaya dan mengimani bahwa Tuhan pun tidak akan tutup mata dan membiarkan bangsa ini berjalan sendiri. 

Jadi sebenarnya yang menjadi sasaran utamanya bukan ke empat tokoh yang sudah diberitakan media selama ini melainkan sasaran utamanya adalah Tanah Air ini,  sosok yang selama ini kita sapa dengan sebutan Ibu Pertiwi. 

Ibu Pertiwi akhir ini bersedih melihat bagaimana anak-anknya saling mencaci maki,  saling menuduh dan bahkan berencana untuk menembak mati. 

Si terduga pun sebenarnya adalah anak sang Ibu Pertiwi yang selama ini dikandung oleh sang Ibu dan lahir dari rahim Ibu Pertiwi, menginjakkan kaki dan makan dari bumi Ibu Pertiwi. Namun Ibu tidak pernah mewariskan rasa benci untuk menghabisi sesama putra putra Ibu Pertiwi.

Sasaran utamanya adalah membunuh Ibu Pertiwi untuk mencapai apa yang menjadi ambisi diri. 

Percayalah saudaraku,  Mata ganti mata hanya akan membuat bangsa ini buta. 

Mari kita mengambil pengalaman dari kejadian - kejadian yang terjadi di negara timur Tengah.  Beberapa negara yang telah porak poranda akibat perang saudara yang berkecamuk hanya menguntungkan pihak luar yang menopang satu pemerintahan yang berdiri,  karena dengan begitu segala kebijakan pemerintah yang baru adalah pro luar. 

Bayangkan jika Ibu Pertiwi kita porak poranda dan pihak luar pun masuk dengan berpakaian ala malaikat sambil berkedok investasi yang menjajah Ibu Pertiwi, ketika itu terjadi, bangsa ini sudah tida memiliki kekuatan sama sekali karena sudah dilucuti sebelumnya.  Mereka pun akan leluasa mengeruk sumber daya alam yang ada di bumi Ibu Pertiwi karena kita telah terpecah belah akibat perang saudara. 

Jika perang saudara terjadi,  akan banyak daerah-daerah yang meneriakkan referendum atas daerah mereka masing-masing,  dan apabila beberapa bagian Ibu Pertiwi ini pun terlepas,  maka apa yang menjadi rencana para penguasa luar yang dengan senyap menjalankan aksinya pun tercapai. 

Ibu Pertiwi kita kaya akan alamnya,  sudah diceritakan dalam sejarah kita betapa banyaknya negara luar yang datang untuk menguasai Ibu Pertiwi kita dikala itu. 

Dan ketika sekarang ini,  kita diperhadapkan kembali akan ancaman itu,  mari kita kembali membuka sejarah bangsa kita yang bersatu,  bahu membahu,  mengesampingkan perbedaan dan berdiri bersama memperjuangkan Ibu Pertiwi. 

Janganlah kita kaget akan kemungkinan ancaman pihak luar untuk memporak porandakan Ibu Pertiwi kita. 

Jika Tuhan Yang Maha Esa mempercayakan kita lahir,  makan dan hidup di bumi Indonesia yang luar biasa kaya akan sumber alamnya ini,  Tuhan juga percaya bahwa kita rakyat Indonesia mampu menjaga dan mengelola ini semua. 

Peka lah atas ancaman dari luar yang ingin memecah belah kita. 

Karena terkadang anak negeri pun telah ditunggangi demi mencapai apa yang menjadi rencana pihak luar. 

Dijaman sekarang ini,  modus penjajahan bukan lagi dengan agresi militer,  melainkan hanya dengan strategi adu domba maka suatu bangsa bisa ada di genggaman tangan. 

Strategi adu domba ala luar ini memiliki istilah "Low Badget but High Impact".

Tidak perlu menghambur hamburkan amunisi untuk menguasai suatu bangsa.  

Dengan kepintaran intelijensi saja tujuan bisa dicapai. 

Peka lah saudaraku... 

Semoga bangsa ini senantiasa dalam lindungan Tuhan Yang Maha Kuasa agar dijauhkan dari segala perpecahan dan perang saudara. 

Mari kita saling bergandengan tangan dalam satu bingkai kasih yang mempersatukan kita sebagai anak-anak Ibu Pertiwi. 

Semoga Tuhan menolong dan meridhoi kita semua.  

Wasalam,  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun