Mohon tunggu...
Levi William Sangi
Levi William Sangi Mohon Tunggu... Petani - Bangga Menjadi Petani

Kebun adalah tempat favoritku, sebuah pondok kecil beratapkan katu bermejakan bambu tempat aku menulis semua rasa. Seakan alam terus berbisik mengungkapkan rasa di hati dan jiwa dan memaksa tangan untuk melepas cangkul tua berganti pena".

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Hobi Makanan Pedas Menjadikan Manado Surga Petani Cabai

10 Juni 2019   13:37 Diperbarui: 11 Juni 2019   16:02 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Anak saya di kebun Cabe Rawit. Dokpri. 

Mungkin sudah ada yang pernah mendengar kalau orang Manado (Minahasa) sangat suka sekali dengan makanan yang pedas.  

Cabe rawit menjadi salah satu bumbu WAJIB yang harus ada setiap kali orang Manado mengolah suatu masakan.

Cabe rawit (orang Manado menyebutnya "Rica"), oleh satu keluarga dalam satu kilogram nya kadang dikonsumsi tidak cukup dalam 1 minggu jika dalam 1 rumah tangga terdiri dari 4 orang dewasadewasa yg gemar makanan pedas ala Manado. 

Masakan orang Manado ciri khasnya memang sangat pedas, bahkan kadang kalau ada tamu dari luar daerah biasanya tidak mampu menyantap masakan Manado yang sangat pedas. Biasanya sih tuan rumah akan menyesuaikan jika ada tamu dari luar daerah. 

Intinya orang Manado apalagi orang Minahasa tidak bisa makan enak kalau makanannya tidak pedas. 

Kegemaran makan makanan pedas sudah menjadi kebiasaan turun temurun. Makanya jangan heran kalau orang Manado berangkat keluar daerah, pasti akan sangat merindukan makanan khas Manado yang rasanya sangat pedas. 

Bisa sekedar dibuktikan dari beberapa media lokal maupun media diluar daerah yang memuat tentang melonjaknya harga cabai di Manado yang signifikan. 

 

Sumber Foto & Berita : Media Tribun Manado
Sumber Foto & Berita : Media Tribun Manado

Sudah beberapa tahun terakhir, harga cabe di Manado tidak pernah turun sampai 25.000 / kilogram nya. 

Saat tulisan saya ini saya tulis harga cabe rawit dipasaran berkisar di harga Rp. 60.000/kg. Berarti pengambilan dari penampung ke petani bermain di harga Rp. 50.000/kg.
Setelah turun dari harga eceran pasar Rp. 70.000/kg saat memasuki bulan puasa dan biasanya melonjak sampai harga 150.000/kg saat Hari Natal & Tahun Baru. 

Cabe rawit biasanya hanya dibudidayakan oleh petani dataran rendah di area provinsi Sulawesi Utara.

Harga cabe rawit yang harganya selalu tinggi di setiap pasar di Manado bahkan sampai di pasar Kabupaten sekitar Kota Manado seperti Kabupaten Bolaang Mongondow yang saya tempati sekarang dan membudidayakan cabe rawit varietas lokal. 

Dengan harga yang tinggi membuat pasokan cabe rawit tidak hanya datang dari dalam provinsi melainkan juga datang dari luar provinsi seperti provinsi Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, bahkan dari Pulau Jawa. Serbuan pasokan cabe dari luar provinsi ataupun luar pulau tetap tidak bisa membuat jenis bumbu masakan kegemaran orang Manado ini menjadi murah. 

Jika harga cabe rawit bermain di harga eceran 20.000/kg nya barulah dianggap murah oleh konsumen di daerah Manado dan daerah sekitarnya. Namun harga murah cabe rawit adalah hal yang langkah beberapa tahun terakhir ini. 

Mungkin dengan bertambahnya penduduk di Manado dan sekitarnya yang memang hobi dengan makanan pedas membuat harga cabe rawit bisa dibilang mustahil menjadi murah. 

Sumber Foto & Berita : Media Detikcom
Sumber Foto & Berita : Media Detikcom

Hal ini sebenarnya menjadi peluang bagi petani dataran rendah di daerah Sulawesi Utara karena keuntungan yang bisa didapatkan petani bisa sangat besar. Namun sayangnya para petani dataran rendah di Sulawesi Utara cenderung takut membudidayakan cabe rawit karna mungkin takut akan gagal panen yang disebabkan hama dan penyakit. 

Minimnya pengetahuan akan budidaya cabe rawit membuat kurang nya petani dataran rendah di provinsi Sulawesi Utara mau membudidayakannya. Padahal jika si petani mau berusaha belajar dan menggali informasi tentang bagaimana cara budidaya yang baik, tidak menutup kemungkinan si petani bisa mendapatkan hasil yang besar melebihi tanaman padi dan jagung yang selama ini secara turun temurun menjadi komoditi utama petani dataran rendah di daerah ini. 

Minimnya sosialisasi dan pelatihan juga mungkin membuat para petani dataran rendah di daerah ini ragu dan takut untuk menanam komoditas ini.
Tidak seperti petani yang ada diluar daerah, misalnya di Sulawesi Selatan dan di Pulau Jawa yang sudah lama hebat dalam membudidayakan cabe rawit.

Makanya saya tidak heran jika cabe rawit dari Jawa banyak menyerbu Pasar Manado dan pasar seputaran Kota Manado yang biasanya di namakan " Rica Dos" Yang biasa disebut oleh konsumen untuk cabe rawit yang berasal dari pulau Jawa.

"Serbuan pasokan cabe dari luar provinsi ataupun luar pulau tetap tidak bisa membuat jenis bumbu masakan kegemaran orang Manado ini menjadi murah."

Namun, ketidaktahuan petani luar akan jenis atau varietas cabe rawit yang sangat disukai orang Manado ini akhirnya membuat cabe rawit yang berasal dari luar daerah, khususnya dari Jawa, cenderung dihargai murah oleh konsumen di Manado. 

Orang Manado cenderung tidak menyukai varietas cabe rawit dengan kategori hibrida. Masyarakat Manado dan daerah sekitarnya hanya menyukai varietas lokal yang sudah lama disukai oleh konsumen di Manado.

Makanya jangan heran cabe rawit luar daerah tetap dihargai murah. Malahan jika pasokan cabe rawit varietas lokal itu banyak, bisa membuat cabe dengan varietas kategori hibrida ini tidak laku di pasaran. 

Semoga kedepan, para petani khususnya petani dataran rendah di daerah ini khususnya bisa menangkap atau mengambil peluang emas ini. Hingga kesejahteraan petani pun bisa bertambah.

Jangan lagi kita hanya terpaku pada komoditas padi dan jagung yang dibudidayakan oleh kebanyakan petani dataran rendah di Sulawesi Utara. Mari kita sama - sama belajar mengembangkan kapasitas kita yang ada, belajar, dan menggali informasi sebanyak mungkin tentang budidaya cabe rawit yang baik. 

Semoga Tuhan menolong kita semua khususnya para petani dataran rendah Sulawesi Utara. Wasalam. 

Salam Mimpi Swasembada dari saya
Levi William Sangi, Petani Desa Tandu, Lolak, Sulawesi Utara.

#MimpiSwasembada
Puisi | Petani Pemimpi

Anak saya.  Dokpri
Anak saya.  Dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun