Mohon tunggu...
Leumara Creative
Leumara Creative Mohon Tunggu... Chef de Cuisine

Seorang Kuli Wajan yang baru Belajar untuk Menuangkan secuil kisah dan pengalaman lewat tulisan, karena di semesta ini "TRADA YANG TRA BISA". Semoga karya tulisan ini menjadi harta yang tak pernah hilang ditelan zaman.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Ketika Wakil Rakyat Lupa Siapa yang Diwakilinya

12 April 2025   22:06 Diperbarui: 13 April 2025   07:43 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warga Eavkuasi Pohon yang Menimpa Jalur Kabel PLN (foto: dokumen pribadi)

Jika tidak, mengapa tidak berkoordinasi dengan pemerintah daerah atau DPRD untuk mencarikan jalan tengah?

DPRD Lembata: Delapan Dipilih, Tapi Hanya Satu yang Bersikap

Kedang tidak kehilangan perwakilan di Peten Ina. Ada delapan wakil rakyat yang terpilih dari wilayah ini. Tapi dalam persoalan listrik yang meresahkan ini, suara mereka seperti terperangkap di balik meja.

Hanya satu nama yang muncul aktif merespons: Khaidir Robi. Ia hadir, mendengar, menyampaikan keluhan warga, bahkan mendorong percepatan penanganan masalah ke level kebijakan.

Sementara yang lain? Seolah tak tahu-menahu. Tak ada pernyataan, tak ada inisiatif, tak ada kehadiran.

Padahal, ini bukan sekadar isu teknis. Ini adalah panggilan bagi mereka untuk membela hak rakyat atas pelayanan dasar.

Ironis. Rakyat memilih delapan, tapi hanya satu yang bekerja. Sisanya? Menikmati status sebagai "wakil" tapi lupa fungsi utamanya: menjadi suara bagi yang tak terdengar.

Rakyat Tidak Bodoh. Mereka Hanya Sering Diabaikan

Dulu, sebelum pemilu, mereka hadir. Turun ke kampung-kampung, memeluk warga, menjanjikan perubahan. Tapi begitu terpilih, banyak yang menjauh. Tak lagi turun, tak lagi mendengar, apalagi memperjuangkan.

Hari ini, rakyat Kedang melihat jelas: siapa yang benar-benar bekerja, dan siapa yang hanya mengincar kursi.

Rakyat tidak bodoh. Mereka mencatat. Mereka tahu siapa yang datang saat kampanye dan siapa yang datang saat krisis. Dan yang paling penting: mereka mulai sadar bahwa hak mereka untuk menagih janji, sama sahnya dengan hak memilih.

Listrik Padam, Kepercayaan Redup

Listrik memang menyala-mati. Tapi jangan sampai kepercayaan juga ikut padam. PLN sebagai penyedia layanan publik harus hadir dengan pendekatan yang lebih manusiawi dan profesional. Koordinasi, komunikasi, dan sosialisasi adalah bagian dari pelayanan publik. Bukan sekadar menyalurkan arus, tapi juga menjaga hubungan sosial.

Begitu juga dengan wakil rakyat. Mereka bukan pemilik suara, mereka hanya dititipi. Dan titipan itu bisa dicabut kapan saja oleh rakyat yang kecewa.

Akhir Kata: Jika Mereka Lupa, Kita yang Harus Ingat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun