Mohon tunggu...
Leumara Creative
Leumara Creative Mohon Tunggu... Chef de Cuisine

Seorang Kuli Wajan yang baru Belajar untuk Menuangkan secuil kisah dan pengalaman lewat tulisan, karena di semesta ini "TRADA YANG TRA BISA". Semoga karya tulisan ini menjadi harta yang tak pernah hilang ditelan zaman.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Napas Terakhirku: Sebuah Renungan tentang Kehidupan

5 April 2025   09:42 Diperbarui: 5 April 2025   09:42 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nafas Terakhirku (Image by Canva)

Apa yang Akan Kita Bawa?

Ketika napas terakhirku tiba, aku tahu aku tidak akan membawa hartaku, rumahku, atau segala yang kuperjuangkan mati-matian. Yang akan tinggal bersamaku hanyalah memori:

Wajah-wajah yang kucintai, tawa-tawa yang kubagikan, air mata yang kurelakan jatuh, dan kebaikan yang kuselipkan dalam diam.

Baca juga; Dibalik Senyum ada Luka yang Diperban Sendiri

Yang penting bukanlah berapa banyak yang kumiliki, tapi siapa yang pernah kutemani. Bukan seberapa tinggi aku naik, tapi berapa banyak tangan yang kugandeng sepanjang perjalanan.

Aku ingin napas terakhirku membawa rasa cukup. Bukan cukup harta, tapi cukup cinta. Cukup tertawa. Cukup menangis. Cukup memeluk. Dan cukup mengatakan, "Aku sudah memberi hidupku dengan sepenuh hati."

Kesibukan yang Menipu

Dunia memaksa kita untuk sibuk. Untuk cepat. Untuk mengejar sesuatu yang sering kali tidak kita mengerti. Kita jadi lupa berhenti. Kita lupa menikmati momen sederhana: secangkir teh di pagi hari, angin sore yang menyapa lembut, senyum kecil dari orang terkasih.

Kita menunda banyak hal penting karena merasa masih ada waktu. Tapi siapa yang bisa menjamin?

Berapa banyak dari kita yang menyesali "nanti" yang tak pernah sempat terjadi?

> "The trouble is, you think you have time."

Masalahnya adalah... kamu mengira kamu masih punya waktu.

--- Buddha

Merangkul Setiap Nafas Sebelum Terakhir

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun