Mohon tunggu...
Lesterina Purba
Lesterina Purba Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Hidup hanya sebentar perbanyaklah kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | PCB Mengubur Masa Lalu

6 Februari 2020   12:24 Diperbarui: 6 Februari 2020   17:11 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[PCB] Mengubur Masa Lalu

Part 10
sebelumnya
"(PCB) - Ratih dan Rio" 

Juna meninggalkan Ratih sendiri di Rumah Sakit dengan alasan banyak pekerjaan di kantornya. Sebenarnya ada rasa tidak tega meninggalkan Elang terbaring sakit, suasana hatinya terhadap Ratih lagi kesal karena dia meninggalkan Elang di saat masih sakit demi menjumpai sang kekasih. Ini yang kedua kalinya Elang sakit, waktu itu pada saat umur dua bulan. Ada rasa sesak di dadanya

Elang berumur lima tahun,  anak yang sangat menggemaskan badan gembul, pipi montok, walaupun bukan darah daging Juna, tapi dia merasa Elang bagian dari hidupnya. Juna sudah memaafkan masa lalu Ratih.

Malam ini resah gelisah tidur di rumah sendirian, kebayang wajah Elang yang kesakitan dan mengingau. Berulang kali pertanyaan bergelayut di kepala Juna.

"Apakah Elang sudah mendingan?"
"Bagaimanakah keadaanya sekarang?"

Ingin menelepon Ratih tapi ....

"Akh bagaimana ini, bahkan sudah jam 02.00 WIB dini hari mataku tak sepicing pun tak bisa terpejam," Juna mengoceh sendirian.

Rembulan telah berganti dengan mentari, baru saja tertidur hari sudah siang Juna segera bergegas ke kamar mandi, siap-siap mau ke kantor. Keresahannya tadi malam memutuskan hatinya untuk menjenguk Elang di Rumah Sakit Hermina tidak jauh dari rumah mereka.

Jam 06.00 WIB Juna sudah sampai di rumah sakit, dengan langkah letih tidur, mata seperti mata panda. Tiba di kamar Elang, apa yang dia lihat membuat amarahnya memuncak hingga ke ubun-ubun.

"Brengsek!"
"Tak tahu malu."
"Anak sakit, masih sempat-sempatnya kalian memadu kasih."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun