Peace Corps adalah lembaga milik AS yg mengirim relawan yang memiliki passion kesenangan untuk memberi pelayanan di luar negeri (luar AS, red) untuk bekerja dengan masyarakat menciptakan perubahan. Relawan mengembangkan solusi yang berkelanjutan untuk perubahan di bidang pendidikan, kesehatan, perkembangan ekonomi masyarakat, pertanian, lingkungan hidup dan perkembangan kepemudaan.
Melalui pengalaman relawan dengan Peace Corps mereka mendapat sebuah pemahaman budaya yang unik serta komitmen seumur hidup untuk melayani. Memposisikan mereka untuk keberhasilan ekonomi global jaman sekarang.
Di Kabupaten Pasuruan ada tiga relawan diantaranya Mr. Vaughn yang sudah hampir dua tahun menjadi relawan di SMKN 1 Grati, Ms. Casey relawan di SMA Yadika Bangil, dan Ms. Teresa Nowalk di SMKN 1 Gempol.
Di jawa Timur terdapat sekitar 70 relawan yang menyebar di sekolah-sekolah dijawa Timur. Dari ke 70 sekolah itu pada mulanya masing-masing mengajukan relawan kepada Peace Corps. Surat ajuan akan dipelajari kemudian ditindaklanjuti dengan survei ke sekolah tersebut.
Teresa merupakan salah satu relawan di SMKN Gempol. sudah menjadi bagian keluarga besar SMK ini. "Mendapat Ibu asuh yang begitu perhatian adalah sebuah anugerah", begitu kata Teresa. Belum genap 5 bulan Teresa berada di keluarga barunya, dunia punya cerita.
Covid 19 yang pandemi telah merubah endingnya. Mentinya dia menyelesaikantugas sebagai relawannya. Dan kami akan mendapat pengalaman yang banyak darinya.
Mestinya anak-anak semakin asyik dengan cerita-cerita motivasinya bukan berhenti tiba-tiba seperti ini. Dan masih banyak kemungkinan jika saja Tuhan tidak berhendak lain.
Pembelajaran 14 hari dengan model darling, menyebabkan aktivitas sekolah berpindah tempat di rumah. Berkunjung ke sekolah dihalangi akan kebijakan demi memutus tali penyebaran corona. Rindu yang tidak tersampaikan. Menikmati sekolah yang luas dengan jajaran trembesi menoreh bau khas di pagi hari.
Ukirlah rindumu agar terus tertambat. Setiap pagi kau akan mendengar ocehan kami para ibu. Seolah-olah bertemu sanak saudara dari rumah kedua setelah rumah di sana.
Kalau sudah begitu kalau hanya bisa tersenyum karena bahasa kami campur aduk dengan bahasa Jawa yang tak kau mengerti. Selalu saja kita menyapa dengan, “Masak apa hari ini?!” Sapaan sekaligus ungkapan rindu yang tak perlu disampaikan.
Pagi yang basah sebasah pipi kami, melepas Teresa untuk kembali. Peace Corps memintanya kembali. Bukan alasan yang mengada-ada kontrak kerjasama ini dilanggar.
Kontrak antara dua negara dibidang pendidikan, kesehatan, perkembangan ekonomi masyarakat, pertanian, lingkungan hidup, dan kepemudaan ini digagalkan. Covid 19 yang pandemi di dunia memutus persahabatan via tatap muka. Berharap kontak intens untuk pengobat rindu.
Sebagai seorang relawan, Teresa telah membuktikan bahwa pelayanan luar biasa kepada kami, anak-anak serta SMKN 1 Gempol. Membantu dan memotivasi siswa mengenal komunikasi Bahasa Inggris dari Si Empunya bahasa.Saling tukar informasi, mengenal budaya. Mengenal wisata lebih dekat.
Meskipun beberapa minggu yang lalu baru bisa menikmati hutan alam di Kakek Bodoh dan Cimory di Tretes-Prigen. Dengan berjalan kaki sejauh 4 km. ‘Dibelak-belaian’, kata anak mudah. Niat sangat! Demi menikmati hawa sejuk dengan suhu 16-20 derajat. Meski jalan turun terus menerus di kaki Gunung Welirang telah menghipnotisnya. Itu kisah yng terlupakan, katanya riang.
Tetapi saya yakin pula dia akan rindu kami yang di sini terutama Ibu Asuhnya yang sedang berduka ditinggal dua orang yang dicinta. Cinta tak pandang pilih, cinta sesama dan sekolah yang menumbuhkan rindu yang tak tertahan.
#tantanganharike3