Mohon tunggu...
Abdul Azis
Abdul Azis Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Abdul Azis, adalah seorang penikmat seni, dari seni sastra, teater, hingga tarian daerah terkhusus kuda lumping. Berasal dari kota Kediri

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Satu Hari Menuju Kemerdekaan

1 Oktober 2020   07:30 Diperbarui: 1 Oktober 2020   07:36 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri Immanuel ima Adonara

SATU HARI MENUJU KEMERDEKAAN

1//
Satu hari menuju kemerdekaan, kala itu
Sebelum melangkah bernyanyi
Lagu kemerdekaan
Sempatkanlah diri membaca
Buku-buku ironi
Yang tertata rapi
Di lemari perpustakaan republik

2//
Saban hari menyusui sendu
Tangis minor memeluk derita
Yang tercipta dari dalil
Manusia berjubah pemerintah
Rapat dewan mendengkur ketiduran
Merancang pasal-pasal omnibus
Pelenyap oksigen nafas-nafas
Kedamaian pribumi

Meja hijau bersandar konspirasi
Si jaksa gelap nurani membela mati-matian
Para tikus-tikus yang nyinyir
Menghambur tunai
Melecehkan hukuman
Yang tumpul menjerat elit
Tapi tajam menebas garis-garis jelata

3//
Republik demokrasi gaya sinetron
Romansa kebebasan tayangan televisi
Berbanding-terbalik kecacatan realita
Yang tekun melarang teriakan aspirasi

Di mana
Rimbun vokal mahasiswa
Tertangkap atas tuduhan provokasi
Yang hanya datang dari kesimpulan
Sepihak aparat senjata

Sialan!
Pancasila sila empat
Mendekati kepunahan
Terkoyak-koyak oleh tangan borjuis
Yang menolak pertanyaan seruan minor
Dengan alibi mereka adalah barisan nabi
Yang tak pernah mendekati kata salah

4//
Dua puluh
Kebijakan pemerintah
Menetapkan aturan
Karantina barisan pemukiman
Dalam rangka
Menyelamatkan penjuru nusantara
Dari pemusnah coronawati impor Beijing

Tapi
Semakin ke sini
Kedok mulai terbuka perlahan
Yang menyadarkan barikade pribumi
Bahwa coronawati memang ada
Tapi diperalat dengan bumbu intimidasi
Dalam rangka menyuburkan tanaman bisnis kegelapan

Perihal,
Nenek-nenek pengidap stroke
Tervonis positif corona
Tanpa pemeriksaan yang telaten
Begitu juga
Dengan ibu-ibu hamil
Yang waswas kehilangan janin

Perihal, swab bersanding rapid test
Dilabeli protokol mahal rumah sakit

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun