Mohon tunggu...
Abdul Azis
Abdul Azis Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Abdul Azis, adalah seorang penikmat seni, dari seni sastra, teater, hingga tarian daerah terkhusus kuda lumping. Berasal dari kota Kediri

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Menutup Diri

28 September 2020   13:13 Diperbarui: 28 September 2020   13:26 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sesiang ini, tebalnya selimut begitu enggan terlepaskan.
Kian erat mendekapku hingga tak menghiraukan silaunya cahaya
Yang mulai merayapi jendela kaca dan menyusup ruang kamar tak bertirai.

Aku masih saja hanyut dalam buaian mimpi semalam,
Masih saja lekat memerankan harap tuk mengulang kembali adegan demi adegan yang semoga terulang.

Tiba-tiba sekejap terhentikan oleh lengkingan panjang suara kokok ayam jantan yang membuyarkan lelap dan memaksaku tuk membuka pejaman.
Jam dinding yang bergelantung tepat di hadapku pun tertawa,

Langkah jejarum panjang berdetak seakan mengejekku atas ketertinggalan diriku yang kian jauh di belakang.
Sungguh betapa sia waktu hanyut terbuang di nyenyaknya tidur panjang.
Lemah di pembaringan tiada hasrat tuk bangkit menatap matahari lagi.

Sampai kapan aku mesti hanyut ditelan bayanganku sendiri,
Dalam sunyinya kesendirian meratapi hidup terpenjara sepi.
Memasung hati, tiada hasrat terketuk merelakan lolongan panjang akan sebuah kehilangan yang tak akan membalikkan telapak tangan lagi.

Hati kecil lirih berbisik lekas menyudahi rasa yang tak berujung ini.
Namun redupnya nyali kian hari kian kembang mengempis,
Nyaris kikis terlumat habis digerus oleh dominasi bayang-bayang yang semakin bertahta dalam diri ini.

Hingga tak kuasa beranikan diri tuk bangkit, melawan rasa takutku sendiri

Kediri, 28 September 2020
Buah karya: Abdul Azis Le Putra Marsyah

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun