Mohon tunggu...
Abdul Azis
Abdul Azis Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Abdul Azis, adalah seorang penikmat seni, dari seni sastra, teater, hingga tarian daerah terkhusus kuda lumping. Berasal dari kota Kediri

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Amarah Darah yang Memerah

29 Agustus 2020   19:35 Diperbarui: 29 Agustus 2020   19:32 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Docpri: Abdul Azis le putra marsyah

Luapan amarah yang tercermin dari wajah yang memerah.
Gambaran kebencian bukan kekecewaan terhadap harapan yang punah.
Yah..
Jangan marah kalau aku tak amanah
Aku sudah besar dan tau arah
Jalan kebaikan tak selalu bercucur darah, yah.
Izinkan!, kalau aku memang anak ayah
Untuk selalu menentang gembok pemerintah
Sampai kita tak lagi menjadi sapi perah; dijajah

Yah,
Maafkan anakmu bila patuhnya tak abadi
Bukan maksud untuk mengkhianati
Hanya aku ingin mengabdi
Pada negeri yang kian lama kian tak nyawiji
Yah, do'amu dulu aku harus menjadi anak bernyali
Ini akan segera terbukti

Yah,
Salam untuk nenek di Surga
Bahwa cucunya telah dewasa
Yang masih tegak menantang Indonesia
Dari carut marutnya aturan penguasa
Hingga kini semua berduka nelangsa
Bilang ke nenek bahwa aku akan jadi penentang
Karena kata tetangga kami belum merdeka

Buah Karya: Abdul Azis (Le Putra Marsyah)
Kediri, 29 Agustus 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun