Mohon tunggu...
Jason leon
Jason leon Mohon Tunggu... Freelancer - Pelajar

Welcome to my personal Blog!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perumusan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

1 April 2019   21:15 Diperbarui: 30 Juni 2021   09:00 14440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perumusan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia | IDNTimes

Pertama-tama, saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Tuhan karena telah memberikan pengetahuan kepada kami untuk bisa mengerti arti dari sejarah terutama sejarah di Indonesia dan juga kepada Ms.Wahyu selaku guru PKN di Sekolah Dian Harapan yang memberikan kami waktu untuk bisa mengerjakan tugas essai ini sampai sebagus-bagusnya, tentu dengan bimbingan dan juga dukungan dari Ms.Wahyu sendiri. Kami diminta untuk pergi ke sebuah museum di daerah Jakarta (lebih tepatnya museum perumusan teks proklamasi). Tugas ini dibuat bertujuan untuk mengenang kembali sejarah-sejarah yang pernah terjadi di Indonesia terutama sejarah perumusan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Museum ini berletak di jalan Imam Bonjol no. 1 Jakarta Pusat 10310 (rumah kediaman laksamana Maeda). Tempat ini jika dilihat dari luar terlihat seperti rumah-rumah tua yang ada sekitaran tahun 45. Untuk bagian dalam, museum ini memiliki segala hal yang berhubungan dengan sejarah perumusan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia dengan berbagai macam media seperti gambar, tulisan, video, dan lainnya. 

Untuk museum ini sendiri, museum ini termasuk salah satu museum yang cukup besar dikarenakan adanya aula yang cukup besar, bertingkat, dan juga memiliki halaman kecil di belakang museum. Museum ini sendiri memiliki 'vibe' yang sangat historis dimana bagi para pengunjungnya mendapatkan nilai plus dari museum ini. Sejarah-sejarah yang ada di dalam museum ini terstruktur sangat rapih mulai dari awal hingga akhir dari sejarah perumusan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang kronologis sejarah ini, silakan untuk membaca sedikit ringkasan dibawah ini.

Baca juga: Tinjauan Kembali Historiografi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Kronologis Perumusan Teks Proklamasi

Setelah peristiwa Rengasdengklok, rombongan Ir. Soekarno segera kembali ke Jakarta sekitar pukul 23.00 WIB pada 16 Agustus 1945. Semula tempat yang dituju adalah Hotel des Indes (Duta Indonesia). Namun, tidak jadi karena pihak hotel tidak mengizinkan kegiatan apa pun selepas pukul 22.30 WIB. Di hotel yang terletak di Jalan Gajah Mada ini, pada pagi sebelumnya juga telah direncanakan pertemuan anggota PPKI, tetapi pihak Jepang melarangnya. 

Dalam keadaan demikian, Achmad Soebardjo membawa rombongan menuju rumah Laksamana Maeda di Jalan Imam Bonjol No. 1. Setelah tiba di Jl. Imam Bonjol No. 1, Soekarno dan Moh. Hatta lalu diantarkan Laksamana Maeda menemui Gunseikan (Kepala Pemerintahan Militer Jepang) Mayor Jenderal Hoichi Yamamoto. 

Akan tetapi, Gunseikan menolak menerima Soekarno - Hatta pada tengah malam. Dengan ditemani oleh Maeda, Shigetada Nishijima, Tomegoro Yoshizumi, dan Miyoshi sebagai penterjemah, mereka pergi menemui Somubuco (Direktur/ Kepala Departemen Umum Pemerintah Militer Jepang) Mayor Jenderal Otoshi Nishimura. Tujuannya untuk menjajaki sikapnya terhadap pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Pada pertemuan tersebut tidak dicapai kata sepakat antara Soekarno - Hatta di satu pihak dengan Nishimura di lain pihak. Soekarno - Hatta bertekad untuk melangsungkan rapat PPKI pada pagi hari tanggal 16 Agustus 1945 Rapat PPKI itu tidak jadi diadakan karena mereka dibawa ke Rengasdengklok. Mereka menekankan kepada Nishimura bahwa Jenderal Besar Terauchi telah menyerahkan pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia kepada PPKI. Di lain pihak, Nishimura menegaskan garis kebijaksanaan Panglima Tentara ke-XVI di Jawa, bahwa dengan menyerahnya Jepang kepada Sekutu berlaku ketentuan bahwa tentara Jepang tidak diperbolehkan lagi mengubah status quo.

Berdasarkan garis kebijaksanaan itu, Nishimura melarang Soekarno - Hatta untuk mengadakan rapat PPKI dalam rangkan pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan. Sampailah

Soekarno - Hatta pada kesimpulan bahwa tidak ada gunanya lagi membicarakan soal kemerdekaan Indonesia dengan pihak Jepang. Mereka hanya berharap pihak Jepang supaya tidak menghalang-halangi pelaksanaan Proklamasi oleh rakyat Indonesia sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun