Mohon tunggu...
Leonardo De Chanell
Leonardo De Chanell Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa S1 Hospitaliti dan Pariwisata Angkatan 2017

Mahasiswa Penerima Beasiswa Unggulan Kemendikbud Program Transfer Kredit Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti dan Burapha Business School, Program Studi S1 Hospitaliti dan Pariwisata Angkatan 2017.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Pengalaman Magang di Negeri Gajah Putih

29 Agustus 2021   17:28 Diperbarui: 1 November 2021   17:45 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kisah ini adalah bentuk apresiasi saya kepada beberapa atasan saya ketika masa magang di tahun 2019 lalu di Negara Gajah Putih atau Thailand, dalam program student exchange yang saya ikuti.

Berawal di Desember 2018 ketika saya menghadiri wawancara untuk posisi magang di salah satu hotel terbesar di Bangkok, Thailand. Mulai dari wawancara dengan pihak Human Resource yang sangat ramah dan hangat, hingga wawancara dengan manajer departemen yang cukup lucu karena di akhir wawancara sempat diberi ucapan selamat yang unik

"Welcome to the warzone"

Sumber: Unsplash
Sumber: Unsplash

Saya yang awalnya kebingungan ketika wawancara berakhir, mulai mengerti apa yang dimasksud sang manajer pada minggu pertama magang. Mulai dari orientasi yang cukup panjang karena gedung yang cukup besar dan sangat beragam isinya, hingga informasi-informasi yang awalnya saya anggap remeh dan merepotkan karena sampai mempunyai buku sendiri. 

Minggu pertama magang saya hanya diperbolehkan mempelajari seisi gedung dan semua informasi yang 'berpotensi' untuk ditanyakan oleh para tamu hotel dan dilarang keras untuk keluar dari back office. Tentunya jiwa petualang yang bergejolak dan rasa bosan membuat saya berpikir "Aduh, sudah seminggu magang kok hanya belajar aja sih, saya juga ingin ada praktiknya". 

Muncullah ide untuk iseng pergi ke kamar kecil sambil mencuci mata, dalam perjalanan yang penuh senyuman itu tiba-tiba muncul seorang tamu yang berasal dari Israel bertanya mengenai jam buka sebuah restoran di hotel tersebut, seketika saya terpaku karena tidak tahu jawabannya meskipun sudah ada di buku informasi yang saya pelajari, langsung saya arahkan tamu ke meja Front Desk dan saya masuk kembali ke back office.

Sumber: Unsplash
Sumber: Unsplash

Ada sistem unik mulai minggu kedua saya magang yaitu Buddy System dimana saya dipasangkan dengan salah satu staf yang sudah cukup lama bekerja di sana, staf ini ditugaskan untuk melatih saya dan mengenalkan saya kepada semua hal yang perlu saya ketahui yang tidak ada di buku. Kebetulan buddy yang dipasangkan dengan saya cukup strict dan sangat disiplin orangnya, sehingga pembelajaran yang saya dapatkan darinya sungguh intens. 

Selain dikenalkan masalah pekerjaan, beliau juga mengenalkan saya dengan semua staf yang bekerja di departemen yang sama, saya yang awalnya kesulitan untuk berkenalan dengan staf-staf lainnya merasa sangat dibantu dengan pengenalan ini dan jadi memiliki banyak teman selama magang. 

Tidak sampai disitu saja, staf yang menjadi pembimbing saya juga memberikan banyak tips & tricks untuk bertahan hidup selama menjalani magang di sana.

Meskipun saya magang di Thailand, tapi ketika briefing dan berbicara satu sama lain hampir semua stafnya tetap berbahasa inggris karena banyak staf yang berasal dari luar Thailand, terkadang bahkan saya diajari beberapa frasa atau ekspresi dalam bahasa Thai. 

Budaya yang sangat internasional di tempat magang membuat saya mempunyai banyak pengetahuan mengenai orang-orang dari berbagai belahan dunia karena ternyata yang magang di departemen itu bukan hanya orang Thai dan Indonesia saja tetapi ada juga anak magang dari Filipin, Korea, Jepang, Swiss, Perancis, hingga Russia. 

Bahkan salah satu supervisor saya merupakan orang dengan kewarganegaraan Korea. Lingkungan kerja yang cukup stressful namun tetap menyenangkan menjadi salah satu hal yang menarik disini.

Bukan hanya menyenangkan ketika waktunya bekerja saja, sepulang kerja pun tetap ramah dan dianggap teman sendiri. Seringkali saya diajak pergi untuk makan-makan bersama di Korean Town atau sekedar nongkrong di kafe dan makan eskrim. Saking dekatnya, hingga ketika memiliki hari libur yang sama, terkadang kami menghabiskan waktu untuk jalan-jalan bersama.

Meskipun magang di hotel dengan lebih dari 1300 kamar ini cukup menegangkan dan melelahkan (hingga akhirnya saya mengerti apa yang dimaksud dengan warzone oleh sang manajer ketika wawancara dulu), budaya yang diterapkan supervisor saya sangat keren. 

Setiap shift memulai pekerjaan dan mengakhiri pekerjaan atau pulang bersama-sama, jadi ketika salah satu staf atau intern mempunyai workload berlebih, teman satu shift akan membantu mengerjakan supaya semua bisa selesai bersama-sama dan tidak ada yang egois karena setiap staf saling membantu satu sama lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun