Mohon tunggu...
Leonardo Juan Ruiz Febrian
Leonardo Juan Ruiz Febrian Mohon Tunggu... Warga Negara Indonesia

Manusia yang penuh mimpi. Suka memikirkan dan menulis yang penting dan tidak penting.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Sialnya, Umur 20an Tidak Ada Tutorialnya

17 Juli 2025   11:34 Diperbarui: 17 Juli 2025   11:34 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menginjak usia kepala 2, bagi gue merupakan momen yang menyebalkan sekaligus menyenangkan dalam peristiwa kehidupan  ini. Memulai usia 20an sejak dua tahun lalu, banyak  ketidaknyamanan yang mulai dirasakan dan tak pernah terbayangkan sebelumnya. 

Pada usia ini, gue tidak lagi merasa sebagai remaja, maupun sudah dewasa, tetapi bisa dibilang sebagai dewasa awal. Memasuki usia 20an, semuanya terasa serba baru dan tidak ada panduannya. Saat kuliah dan setelah wisuda gue mulai merasakan capeknya mencari uang, mencicipi kerasnya dunia kerja, susahnya mencari pekerjaan, menyadari lingkup pertemanan mulai mengecil, dan teman-teman yang dijumpai ketika SD, SMP, SMA, bahkan kuliah, sudah ada kehidupannya sendiri. Bahkan, mengetahui teman yang tiba-tiba punya anak atau akan menikah, menjadi salah satu kabar sering terdengar.

Gue pernah mendengar, membaca dari media sosial ataupun buku mengenai menjalani kehidupan di usia 20an, maupun bertanya kepada orang yang lebih tua, begini pertanyaannya "apa yang harus dilakukan di usia 20an?". Banyak jawabannya, banyak sarannya. Jawaban paling banyak adalah "banyak belajar dan coba hal baru". Ya, gue rasa itu jawaban yang terdengar klasik, tapi tak hilang termakan oleh waktu. 

Kini, gue sudah berusia 22 tahun, tepat pada Mei 2025, gue menyetuh kepala dua dan kembar. Dua tahun sejak menyentuh usia 20 tahun, berbagai makna hidup gue cari, bentuk, dan temui. 

Pada usia ini, satu hal yang paling penting dan perlu dijaga adalah kewarasan diri sendiri dalam menghadapi cepatnya perubahan dunia serta ilusi dunia maya hingga kabar kesuksesan teman. 

Ya, dunia berubah sangat cepat. Kehadiran akal imitasi atau dikenal dengan artificial intelligence membuat perubahan dalam dunia kerja. Belakangan ini, berbagai negara di belahan dunia sedang mengurangi manusia yang bekerja dan digantikan dengan akal imitasi. Banyaknya pemutusan hubungan kerja yang terjadi, membuat gue sedikit khawatir.  Timbul pertanyaan "gimana ya kalau seandainya gue merasakan hal tersebut?" karena gue sudah merasakan, lebih baik capek bekerja, dibandingkan capek nyari pekerjaan. 

Namun, memasuki dunia modern, kehadiran akal imitasi, merupakan suatu peluang dan harapan untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru serta tantangan baru. 

Kemudian memasuki masa 20an ini, hidup gue sulit untuk  bisa lepas dari media sosial. Media sosial bisa menjadi tempat untuk flexing, belajar hal baru, menambah jejaring sosial, hingga bertemu dengan jodoh dan berkarya. Namun, kekhawatiran juga menghantui, di mana banyak konten-konten video pendek dan tidak berbobot yang timbul beranda dan disusun oleh algoritma sehingga membuat gue nyaman untuk tetap bertahan membuka aplikasi media sosial. Tentu hal itu sedikit membahayakan, di mana bisa mengurangi daya berpikir otak.

Tak berhenti di situ, ditambah dengan teman-teman menunjukkan pencapaiannya di medsos, terkadang membuat diri merenung, "Kok bisa ya, di usia yang sama, tapi dia sudah memiliki karier bagus. Kok bisa ya, di usia yang sama gaji dia sudah tiga digit. Kok bisa ya, di umur yang sama dia sudah punya pacar dan segera menikah?". 

Ya, begitulah kehidupan di usia 20an. Bisa direncanakan, tetapi alurnya tidak tertebak. Di usia 20an, hanya diri sendiri dan waktu yang bisa menjawab. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun