Mohon tunggu...
Leonard Alexander Hadinoto
Leonard Alexander Hadinoto Mohon Tunggu... Siswa Kolese Kanisius

Environmental studies

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mengatasi Emisi Karbon di Jakarta: Menuju Kota yang Lebih Bersih dan Berkelanjutan

20 November 2024   13:10 Diperbarui: 20 November 2024   13:13 2194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jakarta, sebagai ibu kota Indonesia dan salah satu kota metropolitan terbesar di dunia, menghadapi tantangan besar dalam mengelola emisi karbon. Dengan populasi lebih dari 10 juta jiwa dan tingkat urbanisasi yang terus meningkat, Jakarta menghasilkan emisi karbon dalam jumlah signifikan, terutama dari sektor transportasi, energi, dan limbah. Namun, berbagai upaya telah dilakukan untuk menjadikan Jakarta kota yang lebih bersih dan berkelanjutan.

Sumber Emisi Karbon di Jakarta

1. Transportasi
Sektor transportasi menyumbang sekitar 47% emisi karbon Jakarta. Kendaraan bermotor, terutama mobil pribadi dan sepeda motor, menjadi kontributor utama. Kemacetan yang parah juga memperburuk emisi karena kendaraan menghabiskan lebih banyak bahan bakar dalam kondisi lalu lintas yang tidak lancar.

2. Energi
  Pemakaian energi di sektor rumah tangga, komersial, dan industri juga memberikan kontribusi besar terhadap emisi karbon. Mayoritas listrik di Jakarta dihasilkan dari pembangkit listrik berbahan bakar fosil seperti batu bara dan gas alam, yang melepaskan karbon dioksida ke atmosfer.

3. Pengelolaan Limbah
Tempat pembuangan akhir (TPA) Bantar Gebang menjadi sumber emisi metana yang signifikan. Metana, gas rumah kaca yang 25 kali lebih kuat dari karbon dioksida, dihasilkan dari limbah organik yang terurai di TPA.

Dampak Emisi Karbon

Emisi karbon memiliki dampak luas terhadap kesehatan masyarakat, lingkungan, dan perubahan iklim. Polusi udara di Jakarta sering kali melebihi ambang batas yang ditetapkan oleh WHO, menyebabkan peningkatan kasus penyakit pernapasan seperti asma dan bronkitis. Selain itu, perubahan iklim memperparah risiko banjir akibat naiknya permukaan laut dan curah hujan ekstrem.

Inisiatif untuk Mengurangi Emisi Karbon

1. Transportasi Ramah Lingkungan  
Pemerintah DKI Jakarta telah meluncurkan berbagai inisiatif untuk mengurangi emisi karbon dari sektor transportasi. Misalnya, sistem transportasi massal seperti MRT, LRT, dan TransJakarta terus diperluas untuk mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi. Selain itu, pada 2024, Jakarta mulai mengoperasikan bus listrik sebagai bagian dari komitmen menuju netralitas karbon pada 2050.

2.Energi Terbarukan
Jakarta mulai mendorong penggunaan energi terbarukan, seperti panel surya di gedung-gedung pemerintah dan sekolah. PLN juga menawarkan program listrik hijau untuk mendukung konsumen yang ingin beralih ke energi bersih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun