Menyikapi tulisan dari sang legenda hidup Bambang Pamungkas akan kekhawatiran munculnya poros baru antarkelompok suporter, dalam hal ini antara kelompok suporter Persija dan PSM, maka penulis pun akhirnya sependapat.
Kekhawatiran dari pemain yang akrab disapa Bepe ini sepertinya bakal menjadi kenyataan, apabila tidak diantisipasi dari sekarang.
Hal ini diperkuat dengan realita yang terjadi, bahwa ada insiden yang menimpa tim Persija di Makassar sebelum laga final leg kedua dan juga insiden yang menimpa kelompok suporter PSM di Ibukota setelah laga tunda final leg kedua Piala Indonesia 2019.
Kalau ditelisik jauh ke belakang, memang kedua kelompok suporter ini, baik itu The Jakmania maupun The Maczman (julukan untuk kelompok suporter PSM) sama sekali tidak memiliki riwayat saling bermusuhan.
Kendati demikian, karakter dari suporter yang beranekaragam berdasarkan kultur yang juga berbeda-beda dari setiap daerah memang sangat rentan untuk melakukan tindakan anarkis.
Belum lagi dua kelompok suporter ini memiliki basis masa yang cukup besar dan perwakilannya tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia.
Tentu ini bisa diibaratkan seperti pisau bermata dua. Di satu sisi, keberadaan kelompok suporter dalam jumlah yang besar ini sangat menguntungkan tim kesayangannya ketika bertanding, baik hanya untuk sekedar memberikan dukungan semata dan juga sebagai penyokong finansial klub.
Namun, di sisi lain, keberadaan kelompok suporter dalam jumlah besar ini pun bisa dengan mudah memicu berbagai permasalahan, berupa bentrok, kerusuhan, perkelahian dan lain sebagainya. Apalagi ada yang berperan sebagai provokator, pasti sangat mudah untuk memperkeruh suasana.
Pihak Federasi dalam hal ini PSSI harus mengambil tindakan yang tegas dengan tetap mengedepankan pendekatan yang humanis.
Upaya dialog, duduk bersama untuk mendamaikan kedua kelompok suporter harus segera dilakukan, di samping upaya hukum pun harus tetap berlanjut sesuai dengan aturan yang berlaku.
Pihak PSSI jangan menunggu sampai polarisasi dari kedua kelompok suporter ini semakin membesar, bahkan sampai menimbulkan korban jiwa (lagi).