Hai sobat, kali ini Penulis membawakan berita tentang desa Jambuwer. Tahun kemarin Penulis sudah pernah membahas atau menulis tentang cerita rakyat yang ada di desa Jambuwer, salah satunya tentang Mbah Dul Karim.
Ada sesuatu yang membuat Penulis tertarik mengikuti kegiatan kuliah terpadu, yakni dapat mengeksplor desa Jambuwer Kecamatan Kromengan. Dengan adanya kuliah terpadu Penulis dapat merasakan keindahan alam yang ada di desa Jambuwer.
Kuliah terpadu merupakan kuliah yang dilakukan di luar kelas. Kuliah terpadu biasanya langsung melakukan survei di sekitar lingkungan kuliah terpadu.
Akan tetapi, kuliah terpadu juga dibimbing langsung oleh Bapak/Ibu Dosen serta tugas yang akan dilakukan saat kuliah terpadu juga tergantung Bapak/Ibu Dosen yang memberikannya.
Dengan tugas yang telah diberikan ada rasa seperti masyaAllah banget begitu. Terutama ketika mendapatkan tugas jualan atau membuat produk, rasanya bingung menentukan produk apa yang akan dijual kemudian dipamerkan.
Untuk pameran tersendiri, mungkin vibesnya kayak pasar. Sebab, banyak stand yang terjejer rapi. Suara menggelegar terdengar nyaring. Sahut-sahutan terdengar seperti lomba lari, dimana setiap orasi  di masing  stand tidak mau kalah.
Namun, disamping itu seru banget, apalagi waktu mempromosikan produk masing-masing. Benar-benar seperti war tiket . Dalam melaksanakan kegiatan tersebut ekspektasinya mungkin lebih ke cuaca aja.
Berharap, cuacanya panas, tidak hujan. Namun, tidak sesuai ekspektasi  sobat, hari Sabtu malah turun hujan.
Nah, tadi Penulis menyinggung tentang produk apa yang akan dijual. Kebetulan, ide menjual scanted candle atau lilin aromaterapi dari temen kelompok tersendiri.
Iis Lailiyah mengusulkan untuk menjual lilin aromaterapi. Alasannya dari pengalaman pribadi, yang dimana Iis pernah membeli lilin aromaterapi. Dari sini lah Iis menyukai lilin aromaterapi, kemudian dijadikan ide untuk jualan produk.
Kebetulan kelompok Penulis yang diberi nama Sweety Girl. Kelompok Penulis sepakat tidak membuat sendiri, akan tetapi mengambil bahan baku jadi di salah satu platform e-commerce. Â
Kelompok Penulis hanya bagian membeli pernak pernik, seperti stiker cutting, gift (gantungan kunci), pita, stand banner, hand tag, wadah atau mika lilin aromaterapi.
Meskipun hanya pernak pernik, ada aja huru hara sebelum launching. Kendala yang dihadapi kelompok Penulis ada di stiker cutting.
Sebab, sudah mencoba buat lewat platform e-commerce, namun kata adminnya desainnya terlalu sulit. Alhasil kelompok Penulis menunggu desain dari adminnya. Sembari menunggu desain dari admin platform e-commerce, Penulis dan salah 1 anggota juga mencari percetakan stiker cutting. Tetap saja tidak ada yang bisa.
Itu sungguh membuktikan bahwasanya adanya kendala yang belum ada titik terang dari admin platform e-commerce serta belum menemukan percetakan yang bisa. Lumayan lama menunggu kabar dan mencari informasi percetakan, kurang lebih satu minggu.
Sebelumnya, kelompok Penulis telah membagi jobdesk masing-masing. Iis Lailiyah lebih banyak jobdesk nya. Kebetulan jobsesk Penulis bagian memasarkan atau mendistribusikan.
Sebelum pameran, kelompok Penulis memasarkan lewat media sosial, seperti Instagram dan WhatsApp. Produk kelompok Penulis juga menyediakan media sosial sendiri, yaitu Instagram. Username produk kelompok Penulis @scanted.candle
Strategi kelompok Penulis kami lebih menekankan pada media sosial WhatsApp. Kebetulan selain promosi pada story WhatsApp, Penulis juga mempromosikan lewat room chat pribadi.
Ternyata dengan cara tersebut lebih efektif, sebab Penulis lebih memerhatikan konsumen lebih intens. Hal ini dapat dilihat dari hasil penjualan yang telah laku.
Titik berat kelompok Penulis itu waktu memasarkan saat pameran membutuhkan bolak balik pikiran agar konsumen tetap enjoy, merasa tertarik dengan produk, dan menjaga mood konsumen.
Tetap saja namanya konsumen itu pasti ada yang tertarik ada yang tidak tertarik. Meskipun dipromosikan semenarik apapun, jika konsumen tidak tertarik tidak dapat dipaksa.
Alhamdulillah, dari hasil pameran penjualan laku keras. Yang jelas konsumen utama adalah angkatan 24 dan dosen-dosen. Saat pameran ada momen dimana konsumen tertarik membeli produk kelompok Penulis.
Nah, dari konsumen tertarik membeli produk kelompok Penulis itu merupakan momen paling berkesan.
Sebenarnya Penulis ini lulusan Akuntansi. Jadi pengalaman berjualan  atau berbisnis sudah mengalir sejak SMK. Untuk ilmunya juga udah didapatkan sejak SMK.
Kalo membicarakan tertarik apa gak? Jelas udah tertarik sejak mengambil jurusan Akuntansi.
Kebetulan keluarga besar Penulis backgroundnya Pembisnis. Jadi, darah-darah  pembisnis mengalir deras juga efek gen kayaknya.
Mungkin cara pandang mahasiswa, dapat menambah uang saku, dapat dijadikan pekerjaan sampingan, dan mengurangi kegabutan yang sering kambuh.
Kalo disuruh mengembangkan mungkin tidak, kebetulan Penulis juga memiliki usaha sendiri, yaitu usaha hijab. Saat ini, masih mangkrak (berhenti sementara). Hal ini disebabkan oleh tugas-tugas kuliah yang masyaAllah banget.
Rencana awal untuk meneruskan usaha pribadi Penulis, mungkin Penulis dapat membeli alat penunjang kelancaran usaha yang telah dirintis.
Jangan takut memulai usaha, meskipun itu gagal kita coba lagi sampai berhasil.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI