Mohon tunggu...
Leny Mufaridah
Leny Mufaridah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Leny Mufaridah

Saya bisa, Kamu juga bisa

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Waspada Penyebaran Mikroba pada Alat Makan Pedagang Bakso, Apakah Sudah Bersih dan Aman?

1 Agustus 2021   17:30 Diperbarui: 1 Agustus 2021   17:32 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Makanan adalah sebagai sumber energi bagi yang mengonsumsinya. Makanan yang akan dikonsumsi seharusnya dalam keadaan baik, bersih dan terbebas dari bakteri. Makanan bisa tercemar melalui peralatan makan yang digunakan untuk penyajian (Fadhila, et. al, 2015). 

Menurut Tumerlap (2011) peralatan makan merupakan salah satu faktor yang memegang peranan di dalam menularkan penyakit. Peralatan makan yang tidak bersih dapat mempengaruhi kualitas makanan. 

Hal tersebut terjadi karena alat makan yang tidak bersih dan mengandung kuman bakteri dapat menularkan penyakit lewat makanan (foodborne disease). Peralatan makan yang tidak bersih mengakibatkan bakteri masuk ke dalam tubuh dan menimbulkan keracunan bahkan kematian, jika seseorang tidak memiliki daya tahan tubuh yang kuat (Marisdayana, et.al, 2017).

Peralatan makanan yang kontak langsung dengan makanan yang siap disajikan tidak boleh mengandung angka kuman yang melebihi 100 koloni/cm² permukaan. Menurut PERMENKES RI No. 1096/Menkes/Per/VI/2011 tentang persyaratan Hygiene Sanitasi Jasa Boga adalah syarat peralatan makan yang digunakan khususnya para pedagang makanan tidak boleh mengandung koloni bakteri atau 0 koloni/cm2 permukaan.

Pada proses pencucian alat makan pedagang bakso, peralatan cuci yang digunakan cukup sederhana, hanya menyediakan beberapa ember untuk proses penyabunan dan untuk proses bilas. Selain itu, pedagang sering kali mencuci pada ember yang airnya tidak diganti sehingga menyebabkan kuman bakteri bersarang pada air tersebut. 

Setelah proses pencucian, alat makan dilap menggunakan hanya sebuah kain yang tersedia selama berjualan. Hal tersebut akan menimbulkan kuman bakteri mencemari peralatan makan dan dapat menyebabkan masalah seperti keracunan. 

Berdasarkan penelitian Ananda dan Khairiyati (2017), tingginya angka kuman pada alat makan dikarenakan proses pencucian yang hanya dengan dua kali pembilasan dengan air. 

Air yang digunakan ditampung dalam bak yang tidak selalu diganti, bukan dengan proses pencucian menggunakan air mengalir. Menurut Kemenkes (2009), yang benar adalah harus melalui beberapa tahap yaitu, memisahkan sisa makanan dari peralatan makan, merendam, mencuci, membilas dengan air mengalir, merendam dengan kaporit.

Berdasarkan hasil penelitian dari 9 pedagang bakso di alun-alun Kabupaten Jombang contohnya. Sampel peralatan makan (mangkuk, sendok, dan garpu) yang digunakan untuk penyajian, menunjukkan bahwa peralatan makan yang digunakan oleh pedagang bakso 100% positif mengandung bakteri, dengan melihat adanya pertumbuhan koloni pada media Nutrient Agar. 

Hasil penelitian lainnya, dari 24 sampel peralatan makan pedagang bakso di Kelurahan Kedonganan Kecamatan Kuta menunjukkan 6 sampel (25%) peralatan makan positif terdapat bakteri Escherichia coli dan 18 sampel (75%) tidak terdapat cemaran bakteri. Sehingga 25% peralatan makan tidak memenuhi persyaratan Permenkes (2011).

Berdasarkan penelitian-peneitian tersebut, keberadaan kuman bakteri pada peralatan makan bakso bisa disebabkan oleh air bersih untuk pencucian yang telah terkontaminasi oleh bakteri. Bisa juga air yang digunakan untuk mecuci tidak sering diganti oleh pedagang. Berdasarkan fakta di lapangan, air yang digunakan tidak sering diganti. 

Penggantian air dilakukan jika air tersebut benar-benar terlihat keruh. Cara pencucian alat makan yang salah juga meningkatkan tercemarnya makanan oleh kuman bakteri yang berkembang biak. Akibatnya jika konsumen tidak memiliki daya tahan tubuh yang kuat dapat menyebabkan keracunan pada konsumen yang dapat menimbulkan kematian. 

Selain itu, para pedagang pun sebagian besar meletakkan peralatan makan dalam kondisi terbuka (tidak terbalik), hal tersebut juga dapat memungkinkan peralatan makan terkontaminasi oleh udara sekitar, polusi kendaraan, dan debu yang membawa sekaligus kuman bakteri menempel pada peralatan makan bakso. Selain itu juga disebabkan oleh kain lap yang sering digunakan para pedagang bakso, padahal kain lap yang digunakan terkadang kurang bersih bahkan digunakan juga untuk lap tangan.

Sebenarnya sudah banyak peraturan yang mengatur tentang hiegienisitas peralatan makan. Permenkes (2011) menyatakan bahwa peralatan makan yang digunakan untuk penyajian makanan tidak boleh mengandung koloni bakteri, peralatan makan harus terbebas dari kontaminasi bakteri, apabila bakteri sampai mengkontaminasi makanan tersebut dan masuk ke dalam tubuh maka akan dapat menyebabkan keracunan atau bahkan kematian. 

Permenkes (2003) juga menyatakan bahwa air bersih yang digunakan untuk pencucian harus terbebas dari bakteri atau setidaknya mengandung koloni 10/100 ml. Sumber air yang digunakan pedagang adalah air PDAM (perusahaan daerah air minum) atau sumur bor. 

Air bias saja terkontaminasi bakteri dari timba atau ember uang digunakan untuk menampung air, dari kran atau sumber mata airnya yang dekat dengan saluran pembuangan, seperti selokan/got dan atau septitank. 

Selain itu Permenkes (2003) menyatakan bahwa selain pada proses pencucian, pengeringan dan penyimpanan peralatan makan harus sesuai dengan standar Menkes. Pengeringan peralatan makan yang sudah dicuci dengan air bersih harus ditiriskan pada rak-rak anti karat sampai kering sendiri atau dengan bantuan cahaya matahari atau dengan sinar buatan dan tidak boleh dilap (kain).

Sayangnya, peraturan-peraturan tersebut kurang tersosialisasikan dan kurang teredukasi pada para pedagang makanan. Padahal satu-satunya cara yang dapat dilakukan untuk mencegah pertumbuhan bakteri pada peralatan makan bakso, yaitu dengan menjaga kebersihan alat makan, dengan mencuci peralatan makan dengan air yang bersih dan pembilasan terakhir dengan menggunakan air mengalir serta sebaiknya membawa peralatan makan sendiri untuk terhindar dari kontaminasi kuman bakteri. 

Dari tajuk tersebut, disarankan untuk kita semua lebih memperhatikan apa yang akan kita makan, apakah alat makan yang sudah disediakan penjual sudah aman untuk kita pakai atau tidak. 

Sebaiknya kita menggunakan sendiri alat makan yang kita punya, seperti membawa sendok, garpu, piring ataupun mangkok, tempat air minum secara pribadi agar terhindar dari kontaminasi mikroba disekitar, apabila sudah terlanjur memakai peralatan makan dari pedagang sebaiknya alat makan seperti sendok, garpu dan gelas disemprotkan cairan desinfektan kemudian dilap menggunakan tissu kering.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun