Mohon tunggu...
Lentera Pustaka
Lentera Pustaka Mohon Tunggu... Pegiat Literasi dan Taman Bacaan

Pegiat literasi yang peduli terhadap gerakan literasi dan taman bacaan untuk pendidikan anak-anak kampung. Hanya untuk berbuat baik dan menebar manfaat melalui buku-buku bacaan. Bermukim di TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor, penuh komitmen dan konsistensi dalam berliterasi di akar rumpt. Penulis buku "31 Relawan Menulis untuk Literasi" dan "Efektivitas Tata Kelola Taman Bacaan". Salam literasi ya ..!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Namanya TBM, Kalau Berani Memulai Harus Mau Mengurus

27 Agustus 2025   09:56 Diperbarui: 27 Agustus 2025   09:56 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Apa-apa dikerjain sendiri di taman bacaan (Sumber: TBM Lentera Pustaka)

Sejak berdiri tahun 2017, saya urus TBM Lentera Pustaka. Bahkan berani mengambil sikap untuk mulai kurangi aktivitas yang nggak perlu dan nggak bermanfaat lagi. Tiap pekan saya habiskan waktu di TBM. Saya urus taman bacaan yang saya dirikan. Nggak apa saya tunda kesenangan semu untuk pengabdian di taman bacaan.


Dari jumlah hanya 14 anak, sekarang bisa ratusan anak yang membaca. Dari 1 program hingga punya 15 program literasi. Dari nggak punya relawan hingga kini ada 18-an relawan aktif. Alhamdulillah, sampai sekarang komitmen saya untuk mengurus TBM Lentera Pustaka belum surut. Bahkan insya Allah nggak bakal surut, karena TBM sudah jadi ladang amal sekaligus legacy. Saat memulia TBM, apa-apa harus dikerjakan sendiri. Berjuang cari buku-buku, cari sumber dana operasional, memperbaiki fasilitas TBM. Yah, semuanya sendiri. Namanya Pendiri TBM.


Buat saya, nggak ada TBM yang sukses atau no. 1. Karena hari ini TBM ramai, belum tentu besok ramai. Hari ini punya banyak relawan belum tentu besok ada relawan. Semuanya berproses. Dan satu hal pasti, TBM ya harus diurus, harus dikelola dan harus ada di TBM. Kan nggak mungkin, saya bicara banyak soal TBM tapi saya sendiri tidak berada di TBM. Apa yang saya mau ceritakan?

Makanya, hal-hal dianggap kecil tapi kreatif di TBM selalu saya kerjakan sendiri. Harus ada inovasi di taman bacaan. Mulai bikin plang nama, bikin nama-nama jalan, hingga mengecat pun dikerjakan. Bikin jajanan kampung gratis, bikin event bulanan, program motor baca keliling, bikin podcast literasi sebagai inovasi. Biar nggak ditinggalin pengguna layanan. Selain komitmen, saya juga jaga konsistensi di TBM. Bersyukur banget, apalagi perusahaan swasta seperti Bank Sinarmas selalu mendukung dan mensupport aktivitas TBM Lentera Pustaka.

Masih ingat kan, dulu HP Nokia itu no. 1 tapi hancur dan bangkrut karena nggak inovatif hingga digeser sama smartphone. Dulu juga koran dan TV paling depan, tapi sekarang kalah sama tiktok dan medsos lainnya. Si Noel juga dulu paling no. 1 kalau ngomong korupsi. Tapi akhirnya dia sendiri yang mendekam di penjara gara-gara korupsi. Noel, Noel biasa aja lu!


Banyak orang sudah membangun dan memulai. Tapi banyak pula yang nggak diurus kemudian, cuma buat "batu loncatan". Kalau berani mulai ya harus berani mengutus. Dan insya Allah, saya pastikan selalu urus TBM Lentera Pustaka. Insya Allah. Soal rezeki, nggak usah khawatir karena sudah ada yang atur. Rezeki bukan tergantung orang lain atau kompetitor. Tapi tergantung cara kita mengurus dan melayani di taman bacaan. Dan ingat, musuh kita di taman bacaan bukan orang lain tapi diri sendiri. Mau komitmen dan konsisten atau nggak? Kira-kira begitu deh ... Salam literasi

Anak-anak TBM Lentera Pustaka sekarang (Sumber: TBM Lentera Pustaka)
Anak-anak TBM Lentera Pustaka sekarang (Sumber: TBM Lentera Pustaka)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun