c)Ketiga, Memilih kelas untuk anak
Setelah mengidentifikasi kebutuhan anak, guru bisa memilihkan kelas mana yang cocok untuk anak sesuai dengan kebutuhannya, semisal menemukan peserta didik yang menderita slow learner, guru dapat memilihkan peserta didik tersebut bersama anak kelas regular yang mendukung perkembangannya, sebagai bentuk pelayanan teman sejawat.
d)Keempat, Menyiapkan Program Pembelajaran
Program pembelajarannya tentu berbeda dengan  sekolah regular pada umumnya, karena dalam satu kelas tersebut ada satu sampai dua peserta didik ABK , jadi guru perlu menyiapkan program pembelajaran, seperti modifikasi kurikulum yang sesuai.
e)Kelima, Menyiapkan Jadwal Kegiatan
Selain untuk mengembangkan sisi kognitifnya, guru perlu menyiapkan jadwal kegiatan yang mampu untuk mengembangkan bakat dan minatnya, lalu kegiatan sehari harinya, dengan menyiapkan jadwal kegiatan guru dapat memantau progress setiap minggunya.
f)Keenam, Pelatihan Bagi Guru
Tidak semua guru siap dan mampu untuk melakukan kelas inklusi, oleh karena itu di perlukan adanya pelatihan bagi guru agar mampu memberikan pelayanan yang terbaik kepada peserta didik baik regular maupun ABK, sebagai bentuk profesionalisme sebagai pendidik.
Manajemen pendidikan inkusi dilaksanakan dengan melibatkan unsur yang ada yaitu anak, guru, orang tua dan masyarakat. Dalam pelaksanaan manajemen pendidikan inklusi membutuhkan komitmen, visi yang jelas dan pengembangan staf.