Mohon tunggu...
Nalendra
Nalendra Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA

Pagi sampai sore mengajar di sekolah lanjut sore sampai malam nyangkul di bimbingan belajar atau privat. Jualan makanan, peminat pengembangan karakter pelajar, musik, teater, puisi, dan sejarah Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Ayah, Anak, dan Kereta

28 Mei 2022   00:58 Diperbarui: 28 Mei 2022   01:11 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Jalan-jalan naik kereta rasanya memang tidak pernah membosankan. Kita bisa melihat pemandangan melalu jendela, membaca

 koran, mecet-mencet HP, atau sekadar bengong membayangkan apa saja yang bisa dibayangkan. Kecintaan saya terhadap mereka 

terbit pertama kali saat diajak orang tua jalan-jalan ke Semarang naik kereta Fajar Utama dari Stasiun Senen. Itu ltu terjadi sekitar 

awal tahun '90-an.  Kereta kelas bisnis dengan kursi empuk panjang dengan senderan bisa dibolak-balik depan belakang, kipas angin 

yang menempel di langit-langit tiap gerbong,dan tak lupa meja kecil di depan kursi sudah cukup membuat saya senang menikmati 

bagian dalam kereta. Saat kuliah, naik kereta tidak harus menunggu liburan. Kereta rel listrik atau sekarang nama topnya kereta 

commuter line tiap hari menjadi transportasi andalan menuju kampus.  

Ternyata, hobi naik turun kereta ini nurun ke anak, terutama pada putra kami yang sekarang lulus SD. Siap-siap mau ke SMP. Sejak 

dia kira-kira kelas 4 SD, udah minta diajak naik kereta.  Jadilah, saat waktu senggang pada akhir pekan, kami menjelajah rute 

commuter line baik ke Bogor, Cikarang, Tangerang, dan Rangkasbitung.  Rute ke Nambo sampai saat ini belum pernah kami jelajahi. 

Penjelajahan rute KRL ini, seringnya cukup kami berdua saja.   Saat liburan sekolah, rute-rute ke Jawa Barat, Jawa Tengah, atau Jawa 

Timur kami sambangi. Kalau yang ini, full team lengkap sekeluarga. 

Jalan-jalan berdua pada akhir pekan dengan menjelajah rute KRL saat waktu senggang dengan Si Abang, ini panggilan kami ke dia 

karena masih ada adik lagi, cukup membuat kami senang. Satu sisi, gairah naik kereta saya tersalurkan. Di sisi lain, ini yang lebh 

penting, hubungan ayah dan anak semakin kuat dan akrab dengan melalui wadah kereta.  Dalam perjalanan, obrolan-obrolan ringan 

atau sekadar melihat-lihat pemandangan sekitar sambil sedikit penjelasan dari saya tentang suatu tempat atau bangunan yang kami 

lihat dari jendela kereta membuat perjalanan menuju stasiun menjadi lebih bermakna.

Sampai di kota tujuan, hal yang kami lakukan sederhana saja. Cari tempat makan enak  buat makan bareng. Kemudian, cari masjid 

yang belum pernah kita datangi untuk melaksanakan sholat sudah cukup menjadi agenda utama. Untuk menuju ke tempat-tempat 

tersebut, bisa pesan ojek daring, naik angot, atau jalan kaki.  Menjelang Maghrib, biasanya kami segera menuju ke stasiun untuk 

menunaikan sholat Maghrib di stasiun agar tidak terlalu larut malam sampai ke rumah. 

Kereta seakan sudah menjadi wadah kami untuk saling memberi nuansa hangat di tengah keluarga. Membangun kedekatan, mengisi 

hati anak-anak dengan kehadiran ayah dan ibunya semoga membuat masa kecil mereka menjadi berarti. Kami pun sebagai orang tua 

harus siap menghadapi masa saat anak beranjak remaja, waktunya akan lebih banyak dengan teman-temannya. Ini sudah kami alami 

dengan beranjak remanya anak pertama kami, kakaknya  Si Abang yang suka kereta tadi. Namun, ada rasa keharuan ketika anak-anak

tetap menjadikan kami sebagai tempat mereka bertanya dan bercerita. Dan, kereta menjadi salah satu media dalam membangun 

kedekatan itu saat mereka kecil.   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun