Timur kami sambangi. Kalau yang ini, full team lengkap sekeluarga.Â
Jalan-jalan berdua pada akhir pekan dengan menjelajah rute KRL saat waktu senggang dengan Si Abang, ini panggilan kami ke diaÂ
karena masih ada adik lagi, cukup membuat kami senang. Satu sisi, gairah naik kereta saya tersalurkan. Di sisi lain, ini yang lebhÂ
penting, hubungan ayah dan anak semakin kuat dan akrab dengan melalui wadah kereta. Â Dalam perjalanan, obrolan-obrolan ringanÂ
atau sekadar melihat-lihat pemandangan sekitar sambil sedikit penjelasan dari saya tentang suatu tempat atau bangunan yang kamiÂ
lihat dari jendela kereta membuat perjalanan menuju stasiun menjadi lebih bermakna.
Sampai di kota tujuan, hal yang kami lakukan sederhana saja. Cari tempat makan enak  buat makan bareng. Kemudian, cari masjidÂ
yang belum pernah kita datangi untuk melaksanakan sholat sudah cukup menjadi agenda utama. Untuk menuju ke tempat-tempatÂ
tersebut, bisa pesan ojek daring, naik angot, atau jalan kaki. Â Menjelang Maghrib, biasanya kami segera menuju ke stasiun untukÂ
menunaikan sholat Maghrib di stasiun agar tidak terlalu larut malam sampai ke rumah.Â
Kereta seakan sudah menjadi wadah kami untuk saling memberi nuansa hangat di tengah keluarga. Membangun kedekatan, mengisiÂ