Mohon tunggu...
Lendra Oktavianus
Lendra Oktavianus Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

saya adalah orang yang gemar untuk bermain sebuah game online dan juga saya sangat menyukai alam sehingga kadang saya menggunggah bebrapa hal yang membahas alam

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Permainan Tradisional Peletokan Dalam Era Modern

12 November 2023   19:00 Diperbarui: 12 November 2023   19:03 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS


Peletokan adalah alat Permainan Tradisional dari pulau Jawa yang dimana pada zaman dahulu pada tahun sekitar tahun 2012 masih banyak dimainkan oleh kalangan anak anak mau pun pemuda,dan setelah selang beberapa tahun permainan tersebut mulai ditinggalkan oleh kalangan Masyarakat dikarenakan kurangnya minat anak anak pada permainan tersebut dikarenakan digantikan oleh permainan yang lain yang dimana menurut mereka lebih menyenangkan untuk dimainkan,dikarenakan hal tersebut maka saya merasa ingin mengangkat hal tersebut untuk dijadikan bahasan dikarenakan banyaknya hal hal yang menyenangkan dan agar kelestarian budaya tersebut tetap ada.

Dalam artikel ini saya akan membahas tentang apa apa saja yang akan kita jadikan sebagai hal yang mungkin menarik bagi kita semua untuk membahas terkait alat permainan ini lebih dalam dan lebih penasaran terhadap permainan tersebut.

  • Bagaimanakah Sejarah Mengenai Alat Permainan Peletokan?
  • Digunakan sebagai apakah Pelotak pada zaman dahulu dan zaman sekarang?
  • Bagaimanakah Permainan tersebut dapat dilestarikan sebagai budaya yang kita lestarikan?
  • Bagaimana Pembuatan Alat Permainan Tersebut?
  • Bagaimana Cara Kita melestarikan Alat Permainan ini agar tetap dikenal dan dimain kan diEra Modern Seperti sekarang?

Pletokan adalah sebuah nama senjata mainan yang terbuat dari bambu, dan pelurunya terbuat dari kertas yang dibasahkan, atau biji jambu atau kembang.Permainan ini merupakan permainan khas masyarakat Betawi.Sedangkan masyarakat keturunan orang jawa yang berada di wilayah Sumatera Selatan menyebut permainan ini dengan nama Dor-doran dikarena bunyi mainan tersebut berbunyi Dor.Pada masyarakat Sunda, mereka menyebut pletokan dengan bebeletokan, sedangkan di Probolinggo dan Madura, mereka menyebutnya dengan tor cetoran. Di beberapa wilayah Jawa Tengah mereka menyebut pletokan dengan tulup. Permainan ini, biasanya dimainkan oleh anak laki-laki berumuran 6-13 tahun.Mereka yang memainkan permainan ini, seolah-olah sedang menjadi orang yang berada dalam pertempuran, dan terkadang, mereka memainkan permainan ini untuk menirukan adegan film.Dengan peluru yang terbuat dari benda yang tidak berbahaya, membuat permainan ini aman karena terbuat dari bambu.

Alat Permainan ini pun semakin berkembangkan zaman juga makin berubah yang dulunya alat tersebut terbuat dari bambu dan pelurunya terbuat dari bahan kertas atau pun dari biji buah buah tertentu yang sangat aman,Permainan ini pada zaman dulu dipercaya juga untuk meningkankan kekuatan fisik bagi anak,dimana mereka merasa seperti berada dimedan perang Ketika memainkan permainan tersebut,sehingga fisik bagi anak anak yang memainkan permainan tersebut meningkat.

Namun selang berjalannya Waktu permainan ini pun mulai tergantikan dengan alat permainan lain yang hampir sama seperti pistol pistolan mainan yang menggunakan peluru plastik yang telah dicetak menyerupai peluru kecil dan bulat,pergantian pelatokan kealat permainan ini dikarenakan mungkin kurangnya pengerajin pelatokan sekarang dan mungkin anak anak lebih menyukai alat yang lebih mirip dengan aslinya seperti pistol mainan tersebut.

Permainan Pelatokan merupakan aset budaya, yaitu modal bagi suatu masyarakat untuk mempertahankan eksistensi dan identitasnya di tengah masyarakat lain. Permainan tradisonal bisa bertahan atau dipertahankan karena pada umumnya mengandung unsur-unsur budaya dan nilainilai moral yang tinggi, seperti: kejujuran, kecakapan, solidaritas, kesatuan dan persatuan, keterampilan dan keberanian. Sehingga, dapat pula dikatakan bahwa permainan tradisional dapat dijadikan alat pembinaan nilai budaya pembangunan kebudayaan nasional Indonesia.

Sebelum masuk ke tahap pembuatannya terlebih dahulu kita harus menyiapkan beberapa bahan dan alat untuk membuatkan,alat dan bahan yang digunakannya pun sangat terjangkau dan gampang ditemukan disekitar kita.

Alat dan Bahan yang diperlukan ialah :

  • Bambu berukuran kurang lebih 25-30 cm, dengan diameter lubang 1-1,5 cm yang diguanakan sebagai laras Senapan.
  • Bambu yang dipotong kurang lebih 10-15 cm dari buku untuk gagang atau pegangan penyodok/penolak peluru senapan.
  • Potongan bambu yang telah dibelah untuk penyodok atau penolak, ukurannya dengan bambu untuk laras.
  • Kertas dan air secukupnya atau biji-bijian yang digunakan sebagai peluru pada peletokan tersebut agar lebih aman Ketika peletokan tersebut ditembakkan lawan main.
  • Pisau atau cutter, jika dirasa perlu gunakan hand glove atau sarung tangan agar aman saat memegang bambu yang sisinya tajam saat meraut.

Setelah bahan bahan tersebut didapatkan kita dapat melanjutkan ketahap pembuatannya

sebagai berikut ini :

  • Ambil ruas bambu yang sudah disiapkan sebagai laras, untuk hasil terbaik pilih ruas bambu yang tebal, lurus dan panjang dan cukup tua.
  • Jika belum, potong kedua ujungnya mendekati buku sehingga terbentuk sebuah ruas bambu yang berbentuk seperti laras.
  • Siapkan gagang penyodok, yaitu dari bambu yang sudah dipotong tetapi pada salah satu sisinya tidak berlubang (terhalang buku bambu), ukurannya disesuaikan agar enak dipegang saat dimainkan.
  • Ambil bambu lain yang sudah dibelah dan raut sedemikan rupa agar berbentuk silinder sehingga pas dengan ukuran laras. Tancapkan salah satu sisi pada gagang dan potong pada bagian ujung lainnya sehingga panjang penyodok ini lebih pendek sekitar 1,5-2 cm dari panjang laras.
  • Jika sudah jadi, saatnya uji coba. Rendam kertas dalam air, dan ambil secukupnya lalu masukan kedalam laras sambil didorong menggunakan penyodok secara perlahan. Selanjutnya ambil lagi kertas yang telah direndam lalu masukan kedalam laras, kali ini coba dorong dengan kuat dan cepat penyodok hingga terdengar bunyi "pletok" dan peluru melesat keluar.

Kitapun sebagai generasi yang masih pernah merasakan bagaimana zaman kejayaan permainan Tradisional Peletokan juga harus tetap melestarikannya agar kita dapat budaya tersebut tetap ada,kita juga dapat melestarikannya dengan cara sebagai berikut :

  • Yaitu dengan cara tetap memainkannya agar membuat anak anak zaman sekarang penasaran dan ikut memainkannya sehingga dapat diteruskan secara turun temurun.
  • Yaitu dengan membuatkan sebuah acara perlombaan semisal Ketika memperingati hari kemerdekaan kita dapat membuat acara perlombaan pletokan agar para anak anak lebih antusias untuk memainkannya.
  • Dan kita juga dapat melakukan sosialisasi dan juga sebagai pengenalan alat permainan tersebut secara langsung kepada anak anak melalui penjelasan dan praktik secara langsung agar para anak anak tersebut lebih bersemangat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun