Kesalehan dan ketaatan seseorang tidak hanya bisa dilihat dari sejauhmana dia mempunyai pengikut yang banyak. Tapi bisa dilihat dari ketaannya dalam beribadah dan hubungannya dengan sesama (hablum-minannas)
Itulah yang dapat disematkan pada Presiden Jokowi. Kesalihan seseorang bukan disebutkan sendiri. Tapi juga disaksikan banyak orang, termasuk tokoh-tokoh islam sendiri.
Pada satu kesempatan K.H Ma'ruf Amin meminta masyarakat tak meragukan kesalehan atau keislaman Joko Widodo. Jokowi, katanya, hampir tak pernah meninggalkan salat wajib lima waktu meski sedang sibuk sebagai presiden.
"Pak Jokowi itu salatnya lima waktu, selalu di awal. Saya sendiri kalah salatnya sama Pak Jokowi," kata Ma'ruf
Ma'ruf pun bercerita alasan Jokowi memilihnya sebagai calon wakil presiden. Alasan utamanya ialah Jokowi mencintai santri dan ulama di Indonesia. "Pak Jokowi tidak memilih profesional, ekonomi, milihnya kiai, kiainya asli Banten. Artinya, Pak Jokowi mencintai kiai dan santri."
Pada kondisi lain saat Lombok tertimpa bencana Jokowi juga sempat mengajak yang ada dalam pengungsian untuk shalat berjamaah.
"Ternyata bacaan Beliau sangat terang. Rakaat pertama membaca Surah Al-Humazah dan rakaat kedua membaca Surah Quraish." Kata Tuan Guru Bajang
Pengakuan ini juga muncul dari akademisi UI. Sri Yunanto memandang Jokowi juga sudah menjalankan ibadah-ibadah keislaman. Dia mencontohkan sikap Jokowi soal zakat.
"Selain membayar zakat, Pak Jokowi juga membawa zakat masuk Istana, artinya mengajak para pejabat muslim untuk membayar zakat. Pak Jokowi mendorong Menteri Agama untuk melakukan reformasi pengelolaan zakat," jelasnya.
Jokowi juga disebutnya mempromosikan Islam moderat yang merupakan watak Islam Indonesia. Sri melihat itu dari seringnya Jokowi mengunjungi pesantren dan menjalin silaturahmi dengan tokoh-tokoh Islam di Indonesia.
Selain itu, dia bicara soal sikap Jokowi yang terus menjalin persahabatan dengan negara-negara Islam dan membela kemerdekaan Palestina.