Mohon tunggu...
Leli Hesti
Leli Hesti Mohon Tunggu... Dokter - *Minat dengan hal-hal baru dan teman-teman baru*

*Minat dengan hal-hal baru dan teman-teman baru*

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Guru Kami Terbaring Sakit

29 Januari 2020   17:23 Diperbarui: 29 Januari 2020   17:28 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Guru Kami Terbaring Sakit...

Sedih sekali melihatnya ..Sesak rasanya mendengar kabarnya..

Beliau yang saya bayangkan adalah seorang guru yang gagah dan tegas..namun kini terbaring lemah.Bahkan untuk sekedar berkata-kata pun butuh usaha. Saat seorang teman berkunjung ke rumahnya dengan membawa 'sedikit' dari kami, saya melihat tatapannya..senyumnya... 

Saya yakin beliau tersenyum ,bukan karena yang sedikit itu dari kami..beliau mungkin tersenyum senang karena melihat kami pada posisi sekarang..Melihat kami lebih sukses dibandingkan saat kami kuliah dulu..

Sering saya dengar sejak sekolah dasar dulu, bahwa seorang guru akan senang bila melihat muridnya lebih sukses dibandingkan sang guru itu sendiri..

Awalnya saya sangsi..tidak mengerti..

Kini saya pahami saat saya ada dalam posisi ini..tidak ada yang lebih menyenangkan dan membanggakan saat salah seorang mahasiswa kami sukses. Bahkan saat sidang skripsi pun,hati kami bisa menjadi larut..berdoa agar siswa bimbingan kami berhasil. Tidak ada rasa cemburu saat mereka menjadi kolega kami. Semakin mereka sukses, semakin "bungah" hati kami...

Jadi agak sulit dibayangkan ketika seorang guru pernah menjadi tersangka..menjadi terdakwa, bahkan oleh siswanya sendiri..Percayalah bahwa apa yang guru lakukan semua untuk kemajuan muridnya. Tidak ada niatan dalam hati kami untuk mencelakai anak-anak kami. 

Kami berangkat dari rumah dengan niat baik..ingin mendidik, membagi ilmu dan pengalaman yang sedikit kami punya punya dengan murid kami. Untuk jangka panjang , kerap saya niati usaha ini menjadi bekal tambahan di akhirat nanti.

Tentu saja hanya Gusti Alloh yang tau apakah amalan ini diterima atau tidak..Di niatkan atau tidak, saya yakin para guru di seluruh negeri ini berharap hal yang sama..

Walaupun bentuk didikan kami berbeda, tapi tujuan kami insya Alloh sama..Seperti guru kami ..berkat ketegasannya kami bisa lebih "tangguh seperti sekarang..tidak cengeng..tidak manja..Meskipun dulu kami tidak begitu mengerti..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun