Mohon tunggu...
Lekat Kaulan
Lekat Kaulan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN, Internal Auditor, Traveller, Pengamat Perpolitikan

Pemula Entrepreneur, Sosialis, Adventurer dan Mencoba mengamati Politik Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Global Company, LGBT, Netizen Indonesia dan Umat

26 Juni 2020   13:45 Diperbarui: 26 Juni 2020   14:06 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Apalagi untuk kasus ini. Selain membuat sebuah Logo khusus yang memrepresentasikan dukungan terhadap LGBT, mereka juga berani membuat sebuah pernyataan resmi yang dilakukan melalui kanal resmi sosial media yang dimiliki perusahaan secara resmi.

Lalu, apakah perusahaan tidak mempertimbangkan jumlah populasi manusia berdasarkan agamanya? Seperti yang kita tahu, jumlah penduduk Muslim yang ada di Dunia ini sudah mencapai 1/3 dari total seluruh penduduk. 

Sedangkan yang kita tahu, Umat Muslim sangat sensitif sekali terhadap yang Namanya LGBT. Menurut kepercayaannya, LGBT bukan merupakan suatu penyakit. Namun lebih kepada Hasil yang terjadi dari sebuah proses dalam suatu lingkungan. 

Jadi, LGBT tersebut tidak dibenarkan. Silahkan saja orang-orang merasa jika dirinya itu Lesbian, Gay ataupun Transgender. Yang penting tidak mempromosikannya kepada masyarakat. Karena ada ketakutan jika anak atau keluarganya akan terpengaruh. LGBT itu harus disembuhkan, bukannya harus dimaklumi. 

Sama halnya dengan orang yang terkena Flu, orang tersebut harus disembuhkan dengan cara pembatasan jarak dan aktifitas. Karena dikhawatirkan akan menular. Tapi bukan berarti orang Flu tersebut harus dijauhkan. Karena mungkin tidak sepenuhnya penyakit itu terjadi atas kesalahannya pribadi. Bisa saja ada yang menularkannya Ketika tubuh mereka dalam keadaan lemah sehingga mudah sekali tertular.

Sangat menarik sekali untuk digali lebih mendalam. Namun, ini tidak bisa dilihat dalam waktu yang dekat. Perlu waktu beberapa tahun untuk bisa membaca apa yang dilakukan oleh kedua perusahaan tersebut. Apakah strategy ini hanya Gimmick belaka yang dilakukan untuk meningkatkan nama Perusahaan, atau kah mereka memang concern terhadap hal tersebut.

Semoga saja Netizen Indonesia kali ini tidak sadis. Report membabi buta hingga akun resmi sebuah perusahaan bisa tertutup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun