Mohon tunggu...
Find Leilla
Find Leilla Mohon Tunggu... Administrasi - librarian

seperti koinobori yang dihembuskan angin

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Begini Rasanya Saat Jari Manis Terkena Trigger Finger

11 April 2018   20:54 Diperbarui: 13 April 2018   08:07 10870
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
chiropractictreatmentsingapore.com

Beberapa saat lalu ketika bangun tidur, seluruh jemari di tangan kanan saya bukan main terasa nyerinya. Jari tangan rasanya kaku semua.

Tadinya saya berpikir kakunya jari itu karena dinginnya AC yang menyala dari sore hingga pagi hari. Sebab kekakuan di jari itu selama hampir dua minggu hanya terjadi di pagi hari. 

Ketika berangkat ke kantor dan mulai beraktifitas seperti biasa, jemari yang kaku itu mendadak sedikit lemas dan tidak kaku lagi. Demikian berulang setiap hari. 

Karena serangan kaku jari ini terjadi setiap pagi, seorang teman menyarankan agar saat tidur saya menggunakan kaos tangan, dan ia nyaris benar.

Sejak tidur dan memakai kaos tangan, jari-jari saya tidak terlalu terasa kaku lagi, meski tak sepenuhnya pulih. Masih ada rasa seperti tersangkut dan nyeri saat meluruskan atau menekuk jari. Merasa ada yang tak beres, saya berinisiatif ke dokter untuk konsultasi.

Butuh waktu berminggu-minggu mengatur jadwal agar bisa pergi ke dokter dan mendapat jawaban. Dalam masa yang sibuk itu saya baru menyadari bahwa jemari yang kaku itu ada di jari manis tangan sebelah kanan. Ada rasa sedikit jeda (seperti tertahan) tanpa bunyi 'klik' jika saya ingin meluruskan atau menekuknya. 

Di saat jari-jari lain bisa membuka dan menutup sendiri secara sempurna, jari manis saya seperti tertinggal satu langkah lebih lama untuk membuka atau menutupnya.

Rasanya memang tidak melulu sakit. Nyeri di persendian baru terasa menyiksa hanya saat bangun tidur di pagi hari. Menjelang siang atau saat aktifitas kerja dimulai, rasa sakit itu berangsur-angsur hilang, meski tidak sepenuhnya.

Saat akhirnya bertemu dokter dan menceritakan semua masalahnya, beliau menyarankan saya untuk melakukan check darah. Asam urat, kolesterol, termasuk gula darah puasa harus di-check esok harinya. 

Setelah mengambil hasil, dokter menjelaskan bahwa asam urat, kolesterol, dan gula darah saya normal semua. Tidak ada indikasi penyakit diabetes. Dokter akhirnya merujuk saya untuk bertemu dengan spesialis saraf. Setelah bertemu dan mempelajari keluhan saya, dokter spesialis saraf menyatakan bahwa saya terkena Trigger Finger.

Yang saya tangkap dari penjelasan dokter, trigger finger adalah sebuah keadaan dimana jari terasa kaku dan tidak bisa leluasa bergerak seperti jari-jari yang lainnya. 

Penyebabnya bisa bermacam-macam. Salah satunya adalah karena gerakan membebani yang berulang-ulang di tempat yang sama. Karena diabet saya aman dan di lokasi terjadinya trigger finger tidak tampak bengkak atau terdapat benjolan, dokter sempat meminta saya untuk mengingat kira-kira gerakan apa yang sudah saya lakukan sehingga menimbulkan peradangan.  

Pada akhirnya beliau menuliskan resep dan berpesan supaya saya lebih berhati-hati menggunakan jemari. Bahkan mengangkat shopping bag atau kantong plastik yang berat bisa jadi pemicu radang sendi kumat kembali.

Terdapat tiga jenis obat yang diresepkan untuk saya konsumsi selama sepuluh hari. Dua buah tablet dan satu buah kapsul yang berisi obat racikan.

Satu kesalahan fatal yang saya lakukan saat menerima resep adalah saya tidak berkata bahwa lambung saya bermasalah. 

Benar saja, di hari kedua meminum obat, maag saya berontak hebat. Mungkin efek dari obat pereda nyeri. Perut jadi mual dan kepala menjadi pusing rasanya. Seorang teman akhirnya menyarankan agar menambah satu tambahan obat lambung yang harus diminum saat perut kosong. Dan sembilan hari berikutnya lambung saya tidak lagi bermasalah seperti sebelumnya.

Gejala tigger finger antara orang yang satu dengan lainnya tentulah tidak sama. Ada yang berat gejalanya, ada juga yang ringan saja seperti kasus saya.

Sekadar berbagi, untuk teman-teman yang tengah menghadapi hal yang sama ada baiknya memperhatikan hal ini:

Pertama, jangan berlama-lama hidup menderita.

Maksudnya, jangan suka memendam rasa sakit berlama-lama. Sebab kebanyakan orang menganggap jemari yang kaku (atau bahkan terkunci) adalah penyakit ringan yang dirasa tak perlu berobat ke dokter, kecuali jika terpaksa. Tak sepenuhnya salah memang.

Namun jika jari-jari kaku dan rasa sakitnya tak kunjung mereda, sebaiknya berkunjung ke dokter untuk mengetahui apa penyebabnya agar mendapat treatment dan pengobatan sesuai masalahnya.

Kedua, cek darah itu perlu untuk memberi gambaran apakah trigger finger murni terjadi karena sendi yang terganggu atau karena penyebab lain seperti diabetes, misalnya.

Dan ketiga, di awal pemeriksaan jangan lupa menyebutkan kondisi khusus anda seperti alergi obat, diabetes, memiliki gangguan lambung, atau yang lainnya, sehingga proses penyembuhan melalui obat-obatan yang diminum tidak menimbulkan masalah di bagian tubuh yang lainnya.

Setelah menerima pengobatan, ikuti nasihat dokter. Jangan membebani kinerja tangan secara berlebihan. Bahkan mengangkat tas belanjaan yang sedikit berat bisa memicu radang sendinya kumat kembali.

Kemudian terapi sendiri:

Dalam kasus saya, dokter memberi cara untuk memijat telapak tangan yang bisa dilakukan sendiri. Perhatikan baik-baik langkah yang diajarkan dan lakukan sesering mungkin di saat ada waktu luang.

Hari ini, lebih dari sepuluh hari berlalu. Jari manis saya sudah jauh lebih baik kondisinya dari semula. Meski masih terasa sedikit kaku (ulangi: sedikit), namun rasa sakitnya tak lagi menyiksa seperti beberapa minggu yang lalu. Syukurlah.

Semoga selalu sehat ya.

Salam Kompasiana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun