Mohon tunggu...
Leil Fataya
Leil Fataya Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

@leilfataya, author of Kucing Hitam & Sebutir Berlian ( Leutika Prio 2012 ), Suatu Pagi di Kedai Kopi ( Red Carpet, 2013 )

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ramadhan Kareem

9 Agustus 2012   12:47 Diperbarui: 14 Maret 2019   15:55 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sesungguhnya aku hanyalah jalinan lempung dan Ruh Ilahi Jiwaku merindukan nikmat murni dan maknawi Dahagaku untuk piala-piala berisi khamr suci  

 Duhai sungai-sungai yang mengalir di bawah rerindangan Aku berpuasa untuk Sang Saqi, Pemberi minuman

 Sungai air, pengentas kehausan Sungai madu, pemenuh kekuatan Sungai susu, pemuas lapar Sungai arak surga, pengisi kesenangan

 Dan bidadari bermata jeli menahan pandangan Laksana mutiara yang terpelihara sepanjang zaman  

 Aku berpuasa untuk mata dari zina Aku berpuasa untuk lidah dari hasud dan goda Aku berpuasa untuk hati dari nafsu angkara

 Aku menjauh dari kemudharatan Aku menahan kesia-siaan Aku berpaling dari kekejian syaitan  

 Tiada Tuhan melainkan Dzat Kudus, Allah ta'ala Kekasih Muhammad rasulNya Demi Maula, demi Ramadhan aku menangis! Bersama burung yang bertasbih dan pohon yang berdzikir Demi ayat ayat Illahi yang terhampar aku gemetar Mengharap kesempurnaan abrar Terbaring di atas lembar lembar hijau permadani Lak kesturi, berhias sutera surgawi

 Ya...Illahi Rabbi... Akhirkan hidupku dalam ketauhidan murni  

Dan Bulan suciMu menjadi saksi syahadat Yang terlafadz saat ruh mencekat    

 Kupeluk engkau ya Ramadhan..

Kupeluk engkau 

 Ramadhan Kareem..

---

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun