Mereka telah menyaksikan Joko tumbuh, dari seorang anak desa yang sederhana menjadi seorang perwira TNI AD yang gagah perkasa.
Kini, nama anak mereka diabadikan pada jembatan yang megah ini, sebuah simbol cinta dan penghargaan dari masyarakat.
"Hati saya bergetar ketika mendengar jembatan ini akan diberi nama Joko Sukoyo," bisik Sulainah, suaranya bergetar karena emosi.
"Kami merasa semua pengorbanan kami selama ini terbayar lunas. Ini adalah anugerah dari Allah SWT.
" Air mata yang mengalir di pipinya bukan lagi air mata kesedihan, melainkan air mata kebahagiaan yang tulus, air mata seorang ibu yang bangga akan pencapaian anaknya.
Setiap tetesnya adalah ungkapan syukur atas segala yang telah diberikan, atas segala yang telah diraih.
Kadis, sang ayah, merangkul istrinya dengan penuh kasih sayang. Ia mengingat Joko kecil, yang sejak dulu dikenal sebagai anak yang rajin, sopan, dan memiliki jiwa sosial yang tinggi.
"Dari kecil, Joko selalu membantu teman-temannya yang kesulitan," kenang Kadis, matanya menerawang jauh ke masa lalu.
"Dia tidak pernah tega melihat orang lain menderita. Sekarang, dia bisa membantu seluruh masyarakat desa dengan caranya sendiri.
" Kata-kata itu menggambarkan seorang anak yang tumbuh menjadi pahlawan, bukan hanya bagi negara, tetapi juga bagi kampung halamannya.
Pembangunan jembatan ini adalah wujud nyata dari Program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-125 Tahun 2025.