Mohon tunggu...
Lita Istiyanti
Lita Istiyanti Mohon Tunggu... Aktifis air, sanitasi dan lingkungan

Love what you do, Do what you love

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Reset Diri di Tengah Kesibukan : Seni Menyederhanakan Hidup Tanpa Kehilangan Ambisi

10 Oktober 2025   04:27 Diperbarui: 10 Oktober 2025   04:27 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

"Kadang kita tak benar-benar lelah karena pekerjaan, tapi karena kita lupa berhenti sejenak untuk bernapas dan merasakan hidup."

Terlalu sering kita merasa: "Waktu habis untuk bekerja, tapi jiwa terasa kosong." Di tengah rutinitas yang terus menuntut sebut saja pekerjaan, dunia perkuliahan untuk para mahasiswa, media sosial, ekspektasi orang di sekitar yang akhirnya membuat kita  terseret dalam kemelut pikiran bahwa semakin sibuk, semakin "bernilai". Padahal semua itu belum tentu.

Tulisan ini ingin jadi undangan untuk berhenti sejenak. Bukan untuk menyerah atau malas, tapi agar kita bisa memilih mana beban yang layak dipikul dan mana yang harus dilepas. Reset diri bukan berarti kehilangan ambisi --- justru, menyederhanakan hidup bisa menjadi pondasi agar ambisi kita tetap sehat, berkelanjutan, dan bermakna.

Terus menyikapinya harus gimana dong? 

Lewat tulisan ini kita coba bahas satu per satu yaa.. agar kita tidak merasa tersesat oleh rutinitas yang menyesatkan. Tetap bermakna dalam kehidupan bersosial tanpa melelahkan..

Menemukan Titik Nol --- kenapa kita butuh jeda di tengah kesibukan

1.1 Tanda bahwa kita butuh reset

Kita sering mengabaikan sinyal kecil tubuh dan jiwa:

  • Terlalu mudah merasa lelah, meski aktivitas "normal".

  • Kecemasan muncul saat jeda kecil, malas malah terasa dosa.

  • HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    5. 5
    6. 6
    7. 7
    8. 8
    9. 9
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
    Lihat Humaniora Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun