Beberapa tahun terakhir, Indonesia sedang dilanda fenomena demam lomba lari. Mulai dari fun Run 5 km, Half Marathon atau bahkan Ultra Marathon, antusiasme masyarakat begitu tinggi. Media sosialpun dipenuhi dengan foto-foto medali, nomor dada, dan senyum puas para pelari. Fenomena ini patut diapresiasi, karena olah raga lari adalah salah satu cara mudah dan murah untuk menjaga kesehatan. Namun di balik euforia tersebut, ada hal penting yang harus diingat bahwa berlari adalah sarana menjaga kebugaran dan kebahagiaan bukan malah menambah masalah kesehatan.
Memulai dengan Persiapan yang Tepat
Bagi pemula, mempersiapkan diri sebelum memulai berlari adalah hal utama. Tubuh perlu adaptasi secara bertahap : mulai dari peregangan sederhana, jalan kaki cepat, lalu beralih ke lari jarak pendek. Rutin berlari 2-3 kali seminggu dengan durasi lebih singkat adalah lebih baik daripada memaksa langsung jarak jauh. Investasi pada sepatu lari yang sesuai juga penting untuk menghindari cidera. Satu hal yang patut menjadi perhatian bagi pelari bahwa kaki anda adalah aset. Wajib dijaga kehati-hatian dalam berlari jangan sampai mengalami cidera pada kaki. Karena akan menjadi fatal apabila diremehkan.
Usia Ideal untuk Memulai
Olahraga lari sebenarnya bisa dimulai sejak usia anak-anak, bahkan dijadikan bagian dari aktivitas bermain. Usia remaja hingga dewasa muda (15--30 tahun) adalah masa yang ideal karena kondisi fisik relatif prima. Namun, bukan berarti mereka yang sudah berusia di atas 30 atau 40 tahun terlambat. Justru banyak pelari yang menemukan semangat barunya di usia matang.
Bila Terlambat Memulai, Apa yang Harus Dilakukan?
Bagi Anda yang baru memulai di usia lebih senior, jangan berkecil hati. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan:
Cek kesehatan terlebih dahulu melalui dokter, terutama kondisi jantung, lutut, dan pernapasan.
Mulai perlahan dengan jalan cepat, lalu transisi ke lari ringan.
Fokus pada konsistensi, bukan jarak atau kecepatan.
Perhatikan asupan gizi dan istirahat agar tubuh lebih cepat pulih.
Lari untuk Bahagia, Bukan Tertekan
Olahraga, termasuk lari, bertujuan untuk meningkatkan hormon endorfin---sering disebut hormon bahagia. Jika justru menimbulkan stres, kelelahan berlebihan, atau cedera, maka tujuan sehat tidak tercapai. Karena itu, penting untuk memilih jenis dan porsi olahraga sesuai kemampuan tubuh, bukan sekadar ikut-ikutan tren atau gengsi pamer medali.
Lari Sebagai Cara Menurunkan Berat Badan
Selain menyehatkan, banyak orang memilih lari untuk menurunkan berat badan. Memang benar, lari termasuk olahraga high impact yang membakar kalori cukup besar. Namun, ada beberapa hal yang harus dipahami agar hasilnya efektif dan tetap sehat:
Kombinasikan intensitas
Jangan hanya lari dengan kecepatan konstan. Kombinasikan dengan latihan interval---misalnya 1 menit lari cepat, 2 menit lari pelan---untuk membakar kalori lebih banyak.Perhatikan durasi dan frekuensi
Untuk tujuan penurunan berat badan, usahakan lari minimal 30 menit, 3--5 kali seminggu. Namun, jika baru mulai, jangan memaksakan diri. Mulailah dari 15--20 menit, lalu tingkatkan perlahan.Jangan abaikan pola makan
Lari tanpa menjaga pola makan tidak akan efektif menurunkan berat badan. Pastikan kalori yang masuk tidak lebih banyak dari kalori yang terbakar. Pilih makanan tinggi protein, serat, dan rendah gula.Istirahat sama pentingnya
Saat istirahat, tubuh memperbaiki otot dan metabolisme tetap bekerja. Tidur cukup 7--8 jam per malam akan membuat hasil lari lebih optimal.Gunakan teknologi sebagai motivasi
Aplikasi pelacak lari atau jam pintar bisa membantu menghitung jarak, kalori terbakar, hingga detak jantung. Data ini bisa menjadi penyemangat sekaligus panduan agar tidak berlebihan.Variasi latihan
Jangan hanya lari terus-menerus. Tambahkan latihan kekuatan (seperti plank, squat, push-up) agar otot lebih kuat dan pembakaran lemak lebih maksimal.
Bijak dalam Berlari
Fenomena demam lomba lari hendaknya menjadi inspirasi, bukan beban. Setiap orang memiliki batas dan kemampuan berbeda. Dengan persiapan matang, kesadaran diri, serta tujuan yang jelas, lari akan menjadi sumber kebahagiaan, energi positif, dan kualitas hidup yang lebih baik. Mari berlari dengan bijak, karena pada akhirnya, kesehatan dan kebahagiaanlah yang menjadi tujuan utama.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI