Mohon tunggu...
Kang Chons
Kang Chons Mohon Tunggu... Penulis - Seorang perencana dan penulis

Seorang Perencana, Penulis lepas, Pemerhati masalah lingkungan hidup, sosial - budaya, dan Sumber Daya Alam

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Memandang Banjir Jakarta dari Perspektif Environmental Ethic

3 Januari 2020   21:31 Diperbarui: 3 Januari 2020   23:04 416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Singkatnya apakah rekayasa engineering itu mampu mengembalikan keseimbangan? Jawabannya tidak. Karena merekayasa hanya sebatas upaya penanggulangan, upaya artifisial manusia dan belum tentu efektif walaupun tetap penting dilakukan. Tengok saja Jepang, siapa sangka negara yang sarat dengan para ahli nuklir, nyatanya tak mampu mencegah kebocoran reaktor nuklirnya di Fukusima.

Sekali lagi memandang bencana banjir harus komprehensif, dimana akar penyebab masalahnya adalah terabaikannya environmental ethic pada kita, manusia serakah ini.

Oleh karenanya, banjir Jakarta tidak bisa dilepaslan dari keterkaitan antar wilayah terutama dengan daerah daerah penyangga. Apalagi sebenarnya satu kesatuan ruang yakni Jabodetabek. Hilangnya catchment area di wilayah hulu seperti di Bogor telah memicu run off, penumpukan sampah di sepanjang daerah aliran sungai dan lain lain.

Ini membutuhkan koordinasi antar wilayah dan komitmen tinggi. Maka akan sangat bagus kalau dibentuk semacam Satgas bersama atau Badan antar wilayah terkait, sehingga kebijakan dan programnya sama. Tidak lagi berdasarkan pendekatan wilayah administratif tapi berdasarkan pada eco-region, sehingga upaya kebijakan/program akan lebih integratif dan komprehensif.

Tengok saja misalnya pembukaan lahan baru di puncak -Kabupaten Bogor untuk villa, hotel dan lainnya sangat marak. Lagi lagi perencanaan ruang yang hanya mementingkan kepentingan ekonomi. Jika memungkinkan ada satu kebijakan berkenaan dengan tata ruang ini yakni tata ruang tunggal untuk wilayah Jabodetabek. Ini saya kira cukup efektif untuk menghindari eksternalitas.

Mulai saat ini, kembalikan fungsi lingkungan itu karena itu satu satunya jalan untuk mencegah bencana banjir terulang kembali. Memang butuh waktu lama dan komitmen tinggi, terutama bagaimana merubah kultur masyarakat Indonesia yang masih jauh dari prinsip ADS (Atur Diri Sendiri) ), oleh karena itu bicara lingkungan, aturan harus benar benar ditegakkan. Atau ekstrimnya rubah tata ruang Jakarta dengan mengedepankan ruh environmental ethic.


Kolaborasi antara upaya pencegahan dengan mengembalikan fungsi dan layanan lingkungan hidup dan upaya rekayasa teknologi, saya rasa jawaban untuk masalah banjir Jakarta. Kecuali Tuhan menghendaki   lain.

Sudahi saling menghujat. Sebaiknya berdoa yang terbaik untuk para korban banjir di seluruh Indonesia

Wallahualam

Penulis adalah Anggota Perkumpulan Perencana Pembangunan Indonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun