Mohon tunggu...
Leanika Tanjung
Leanika Tanjung Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

The Lord is my sepherd

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jangan Pernah Ingkar Janji

5 April 2019   06:42 Diperbarui: 5 April 2019   06:51 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Jangan pernah ingkar janji!

Bingung. Adakah yang lebih hebat dari itu? Tapi, itulah yang aku hadapi saat ini. Setelah seminggu penuh mempersiapkan diri, pagi, siang, dan malam. Dengan semangat dan harapan akan memenangkan 'pertarungan'. 

Tapi, ketika hari itu tiba, rekan kerja yang aku minta seminggu sebelumnya untuk membuat  desain buku dalam bentuk dummy atau contoh buku, tidak bisa menyelesaikannya.

Beberapa jam sebelum batas waktu, dia mengabari kalau pekerjaan belum selesai. Alasannya dia sakit selama lima hari ini. Aku kaget. Duh, kenapa tidak bilang dari awal. Kalau memang  tidak bisa mengerjakan, aku bisa meminta bantuan teman lainnya.

Di tengah kebingungan, aku tetap pergi. Menunda pertemuan, seperti saran temanku, tidak mungkin kulakukan. Aku siap perang. Tapi, ibarat ke sawah, aku tidak membawa cangkul. Di sawah, aku pasti hanya bengong-bengong. Kalau berperang, aku pergi dengan tangan kosong, tanpa senjata. Maka siap-siaplah aku dihabisi lawan. Aku bisa saja berkata ini-itu tapi pada akhirnya mereka akan bilang, ''Mana contoh desainnya''

Itulah yang sesungguhnya terjadi kemudian. ''Silahkan presentasikan proposal anda.'' Aku mempresentasikan proposal yang kusiapkan pagi, siang, dan malam selama seminggu ini. 

Tak kurang puluhan kali perbaikan. Aku mengerjakannya dengan semangat karena berharap mendapat pekerjaan tersebut. Selain mengerjakan sesuatu yang aku suka, menulis, pekerjaan ini juga sangat menantang buatku. Membuatku akan banyak belajar.

Usai presentasi, aku sudah paham pertanyaan selanjutnya. Dummy, mana dummy-nya. Mereka ingin melihat bagaimana kelak perwajahan buku yang baru saja aku presentasikan kepada mereka, dengan berbusa-busa, Aku berterus-terang kalau tidak mempunyai hard copy, hanya soft copy yang dikirim sang rekan lima belas menit sebelum aku harus presentasi.

Ketika membukanya, sebenarnya aku sudah pasrah. Ini bukan yang aku inginkan. Apalagi mereka, pasti menginginkan yang lebih dari itu. 

Dengan enggan, aku sampaikan enam halaman tersebut, yang sebenarnya aku juga enggan membukanya. Aku mempresentasikan sesuatu yang baru saja kulihat, dalam bahasa Inggris yang terpatah-patah. Cuma enam halaman.

Selesai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun