Mohon tunggu...
Leanika Tanjung
Leanika Tanjung Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

The Lord is my sepherd

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Al Chaidar: "Ini Bukan Pengajian Biasa, tapi Korporasi Jihad yang Mencengangkan."

17 Maret 2019   15:15 Diperbarui: 17 Maret 2019   15:56 3132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keamanan. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Pixelcreatures

Catatan paspor menunjukkan, Chaidar 23 kali ke Malaysia, untuk urusan dengan kelompok tersebut.  Sebagian besar diundang menulis perjuangan dan perkembangan gerakan mereka.  "Mereka minta ditulis karena ingin menguasai kelompok DII secara  luas.  Penguasaan secara luas itu berarti legitimasi, siapa yang akan menjadi pemimpin paling tinggi bagi faksi-faksi yang terpecah," katanya.

Berteman dengan Imam Samudera dan Abubakar Baasyir, tapi dia tak pernah bertemu Dr. Azhari, baik di Malaysia maupun Indonesia.  Dengan Nurdin M Top, dia hanya bertemu sekali, itupun di Indonesia.  "Kalau tidak salah, lima hari sebelum Dr Azahari terbunuh di Batu, Malang," katanya.

Pertemuan itu, katanya, untuk membuka komunikasi negosiasi dengan teroris yang difasilitasi Umar Abduh, bekas narapidana kasus pembajakan pesawat Woyla. "Empat sampai lima hari sebelum Dr Azhari dikepung, saya  ditelepon polisi dan diminta ke kantor polisi," kata Chaidar. Ia menolak dan meminta polisi datang ke rumahnya. Polisi akhirnya datang dan bertanya macam-macam.

Menjumpai Nurdin M Top, dia harus melalui tujuh pos.  Di pos pertama, dia harus meninggalkan telepon genggam.  Di situ, Umar Abduh minta ikut tapi tidak diijinkan kelompok tersebut.  Hanya Chaidar seorang yang dibolehkan. Dia harus berganti naik motor dua sampai tiga kali sebelum akhirnya sampai ke pos ke tujuh, dimana dia bertemu dengan Nurdin M Top, yang memperkenalkan namanya sebagai Mustopa.

Korporasi Jihad

Di Malaysia, Chaidar bertemu dengan Zulkifli Hir atau Marwan. Dia tidak tahu dimana Marwan sekarang. Ada kabar dia sudah ditangkap polisi. Tapi, ketika dicari di Penjara Cipinang, "teman-temannya" bilang, Marwan tidak ada di penjara itu. Chaidar punya kesan khusus terhadap orang ini, seorang akuntan yang punya pergaulan luas, bergaul dengan bule dan orang Kristen, meski dia seorang mujahidin sejati.

Pekerjaannya sebagai akuntan membuatnya bertugas membenahi administrasi dan keuangan di kelompok tersebut.  Untuk memudahkan pekerjaannya, Marwan memindahka kantornya dari Port Klang ke Sungai Manggis, agar dekat dengan komunitas kelompoknya.  Marwan mengatur semuanya dengan manajemen modern, seperti keuangan, jaringan dan komunikasi. Kantornya mewah, kontras dengan rumah pemimpin kelompok tersebut seperti Abubakar Baasyir, dll.

Manajemen dikelola sangat rapi, berbeda dengan sistem yang dibuat faksi Darul Islam yang sangat tradisional, yang menggerakkan kelompok tersebut dengan modal ingatan, tanpa catatan.  "Manajemennya modern dan rapi,  sangat disiplin dalam mencatat tiap perihal dan tiap ada rapat, ada minute of meeting, yang tidak boleh dibawa pulang. Ada banyak profesional yang membuat ini bukan pengajian biasa, tapi korporasi jihad yang mencengangkan," kata Chaidar.

Kantor mewah didirikan Marwan dekat rumah Ustad Abu Umar dan rumah Abu Jibril, yang sederhana.  Sebagai catatan: kelompok ini berada dalam satu kompleks cukup besar, di dalamnya  ada jalan besar dan mesjid. Gerakan radikal berskala internasional menjadi pilihan sejumlah ustad di kelompok itu. Ustad Abdullah Sungkar dan Ustad Abubakar Baasyir adalah orang yang mencoba melepaskan diri dari NII, dengan mengubah nama NII menjadi Jamaah Islamiyah. Tiap orang diberi pilihan apakah akan tetap menjadi Darul Islam atau NII.

Konsep Jamaah Islam yang dianut diambil dari Umar Abdul Rahman dari Yaman. Jalan pemikirannya adalah ketika negara tidak ada, maka kekuasaan dikembalikan ke jamaah. Mereka tidak memilih konsep Ikhwanul Muslimin yang punya banyak tokoh hebat seperti Muhhamad Qutb Hasan ALbana karena Abdullah Sungkar dan Umar Abu berasal dari Yaman.

Jaringan keluarga

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun