Mohon tunggu...
Lailatul Chulaifiah
Lailatul Chulaifiah Mohon Tunggu... Freelancer - please dont read my garbage posts.

live your life as if it was the last

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keterlibatan Mahasiswa sebagai Agent of Change selama Masa Pandemi

3 November 2021   01:42 Diperbarui: 3 November 2021   01:46 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Artikel ini dibuat untuk memenuhi tugas UTS matkul TJSO

Lailatul Chulaifiah

1405618048

Pendidikan Sosiologi A 2018 

Universitas Negeri Jakarta

(Studi: Organisasi IMPM USU)

Dewasa ini, dunia sedang dilanda sebuah virus COVID-19 yang penyebarannya terjadi sangat cepat. Virus ini mulai mewabah pada tanggal 31 Desember 2019 di Kota Wuhan Propinsi Hubei Tiongkok, kemudian menyebar dengan sangat cepat ke berbagai negara dan telah memakan banyak korban jiwa. Menanggapi hal tersebut maka WHO tanggal 11 Maret 2020 menetapkan virus ini sebagai wabah pademi global. Hal ini menyebabkan banyak negara yang mengharuskan kebijakan karantina. Dengan kata lain, setiap aktivitas masyarakat dilakukan dari rumah saja dengan tujuan untuk menekan angka penyebaran virus COVID-19 yang telah menyerang berbagai belahan dunia, salah satunya Indonesia.

Wabah ini telah memberikan banyak dampak pada beberapa sector kehidupan masyarakat, salah satunya pendidikan.  Menurut Perserikatan Bangsa Bangsa atau PBB menyatakan bahwa salah satu sektor yang terdampak adanya wabah ini adalah dunia Pendidikan (Purwanto dkk, 2020:1). Maka dari itu, pemerintah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengeluarkan Surat Edaran Direktorat Pendidikan Tinggi No.1 Tahun 2020, yang berisi upaya pencegahan penyebaran COVID-19 dalam dunia pendidikan. Salah satu isi dari surat edaran tersebut ialah Indonesia akan memberlakukan kebijakan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Atau dengan kata lain, semua kegiatan pembelajaran akan dilakukan dari rumah masing-masing secara online dengan bantuan teknologi dan informasi.

Pembelajaran daring merupakan  pembelajaran  yang menggunakan  jaringan  internet dengan  aksesibilitas, konektivitas,   fleksibilitas,   dan   kemampuan   untuk memunculkan berbagai  jenis  interaksi  pembelajaran (Sadikin   &   Hamidah,   2020). Kebijakan pembelajaran secara daring oleh pemerintah diharapkan dapat menjadi upaya yang tepat untuk mengatasi masalah pendidikan di Indonesia selama pandemic berlangsung.

Pembelajaran daring memang terbukti efektif dalam membantu menekan penyebaran virus COVID-19 karena telah mencegah terjadinya kerumunan. Akan tetapi, setiap kebijakan pasti memiliki kelebihan dan pula kelemahannya. Pembelajaran daring dalam praktiknya mengalami berbagai kendala seperti tak sedikit guru dan siswa yang terhalang oleh keterbatasan internet dan teknologi. Beberapa masalah dalam penggunaan teknologi ialah seperti masalah seperti penguasaan teknologi yang masih rendah, keterbatasan sarana dan prasarana, jaringan internet, biaya, dan motivasi guru serta siswa yang menurun karena bosan menggunakan teknologi tersebut (Komalasari dkk, 2020; Fitria dan Suminah, 2020; Hamzah dkk, 2020; Rohma dkk, 2020). Hal tersebut berpengaruh pada keberhasilan proses transfer materi dan ilmu oleh guru kepada siswa yang mana tidak berjalan seperti yang diharapkan. Alhasil banyak siswa yang tak memahami materi dengan sepenuhnya.

Melihat permasalahan tersebut, komunitas mahasiswa di Universitas Sumatera Utara yang dikenal dengan Ikatan Mahasiswa Peduli Masyarakat mencoba untuk membantu mengatasi persoalan tersebut dengan melaksanakan program yang bertema Satu Kasih, Satu Tujuan, Beragam Impian Lewat Pengetahuan. Program ini berhasil dilaksanakan pada hari Sabtu, 09 Oktober 2021 di SDN 101812 Namatulong.

Dilansir dari website UKM IMP USU, dijelaskan bahwa  IMPM USU adalah sebuah UKM yang dibangun atas kerjasama dan kesadaran sekelompok mahasiswa dari tiga fakultas (Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Gigi, Fakultas Kesehatan Masyarakat) di USU ini berkumpul untuk membahas mengenai UKM yang akan dibentuk bersama. Setelah menjalani proses yang panjang, mulai dari pemilihan nama UKM, visi dan misi, beserta pencapaian yang akan dilakukan hingga setahun ke depan, pada tanggal 19 Desember 2014, UKM IMPM USU resmi dibentuk dan sah diketahui oleh Adit M. Prasetya Hutagalung, selaku salah satu pencetus berdirinya UKM IMPM USU diikuti dengan 26 anggota presidium lainnya.

IMPM sebagai salah satu organisasi di USU telah mengabdikan dirinya untuk membantu masyarakat sekitar. Di IMPM, dalam setahun para anggotanya sudah memiliki program kerja yang akan dilaksanakan. Salah satu program kerjanya adalah IMPM mengajar. Di program kerja ini, Vincent yang dibantu oleh anggotanya akan mewujudkan salah satu dari tri dharma perguruan tinggi, yaitu pendidikan. IMPM akan ke sekolah-sekolah, dan mereka akan membagi ilmu yang telah mereka dapat di perguruan tinggi kepada masyarakat.

Organisasi ini memiliki visi mewujudkan insan organisasi yang peka terhadap keadaan masyarakat serta berjiwa sosial dengan mengabdikan ilmu pengetahuan demi terwujudnya tri dharma perguruan tinggi.

Untuk mewujudkan hal tersebut, banyak kegiatan dan program yang telah dilakukan oleh UKM ini salah satunya program bertema Satu Kasih, Satu Tujuan, Beragam Impian Lewat Pengetahuan" yang berfokus untuk meningkatkan semangat para murid agar lebih giat belajar sehingga daya serap materi mereka di sekolah akan meningkat. Kesadaran akan kualitas pendidikan yang semakin menurun di masa pandemic telah mendorong dijalankannya program ini.

Hal demikian diungkapkan oleh Vincent Collin selaku Ketua Umum IMPM Periode 2021 dilansir dari portal berita online suarausu.or.id, yang mengungkapkan;

Pada saat pandemi seperti ini, daya serap materi yang diterima oleh anak sekolah semakin menurun. Ditambah dengan pembelajaran online seperti sekarang, memperburuk hal tersebut. Oleh karena itu melalui Ikatan Mahasiswa Peduli Masyarakat Mengajar, kami ingin meningkatkan semangat anak-anak untuk lebih giat belajar lagi dengan cara memberikan materi di luar pembelajaran mereka yang mungkin akan bermanfaat kedepannya nanti. 

Program ini dilaksanakan pada murid SDN 101812 Namotulang, Kecamatan Sibiru biru khususnya pada murid yang duduk di jenjang kelas 4, 5 dan 6. Karena pada usia ini anak sudah dapat memahami konsep sebab-akibat secara rasional dan sistematis. Vincent selaku ketua IMPM USU berharap agar para siswa yang terhalang dalam proses pembelajaran selama pandemic berlangsung dapat terus semangat untuk mengikuti pembelajaran di sekolah..

Program mengajar yang dilaksanakan oleh IMPM USU sangat membantu pemerintah terutama dalam mengatasi persoalan pendidikan selama pandemic berlangsung. Sejatinya tanggung jawab pendidikan bangsa Indonesia tak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja, melainkan juga masyarakat luas. Tentu saja dengan adanya komunitas/organisasi yang muncul dan berkembang di kalangan masyarakat telah membantu pemerintah dalam memberikan pendidikan yang berkualitas. Karena melalui pendidikan maka suatu negara dapat terjadi peningkatan dalam kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang lebih bermanfaat dan memberdayakan masyarakat.

Sudah jelas bahwa IMPM USU merupakan sebuah organisasi kampus yang keanggotaannya diisi oleh mahasiswa. Mahasiswa sendiri kerap dianggap sebagai harapan bangsa; atau calon-calon intelektual yang diharapkan dapat berkontribusi bagi masyarakat melalui keilmuan yang telah dipelajarinya, baik dalam lingkup kampus maupun luar kampus. Besar harapan masyarakat untuk mahasiswa dapat membantu menuntun negeri ke arah kemajuan.

Menurut Syaiful Arifin ada beberapa macam label yang melekat pada diri mahasiswa, misalnya: a) Iron Stock, mahasiswa itu harus bisa menjadi pengganti orang-orang yang memimpin di pemerintahan nantinya, yang berarti mahasiswa akan menjadi generasi penerus untuk memimpin bangsa ini nantinya. b) Agent Of Change, dituntut untuk menjadi agen perubahan. Artinya jika ada sesuatu yang terjadi di lingkungan sekitar dan itu ternyata salah, mahasiswa dituntut untuk merubahnya sesuai dengan harapan yang sesungguhnya. c) Social Control, harus mampu mengontrol sosial yang ada di lingkungan sekitar (lingkungan masyarakat). d) Moral Force, diwajibkan untuk menjaga moral-moral yang sudah ada. Jika di lingkungan sekitarnya terjadi hal-hal yang tak bermoral, maka mahasiswa dituntut untuk merubah serta meluruskan kembali sesuai dengan apa yang diharapkan (Syaiful, 2014).

IMPM USU sebagai organisasi kampus telah turut andil meringankan beban pemerintah dalam menjawab permasalahan pendidikan di masa pandemic. Melalui organisasi ini para mahasiswa dapat menunjukan bahwa mahasiswa sebagai agen perubahan (agent of change) bukanlah sebuah gelar semata, dengan melakukan gerakan perubahan, yang dimulai dari aksi keci yaitu dengan program mengajar oleh IMPM USU. Karena jika dianalisis lebih lanjut, program kerja yang dilaksanakan oleh IMPM USU tak hanya memberikan motivasi kepada siswa agar lebih semangat dalam pembelajaran sehingga membantu proses daya serap mereka, namun juga memberikan motivasi kepada seluruh elemen masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda untuk tidak hanya berdiam diri saja bak ikan yang selalu terbawa arus tanpa tau kemana arah tujuan akhirnya, melainkan juga harus ikut terlibat dalam mengambil peran dan bagian dalam menentukan arus perubahan Indonesia ke arah yang lebih baik.

Maka dari itu, peran sebuah organisasi sangatlah diperlukan, baik yang bersifat formal maupun non-formal dalam membantu keberhasilan kebijakan pemerintah. Khususnya mahasiswa yang disebut sebagai penerus dan harapan bangsa sebagai agent of change dan social control yang baik dan berkualitas. Dengan memberikan pengabdian pada masyarakat dan terus menuntun negeri ini ke arus perubahan yang baik, jika terjadi kesalahan dalam suatu negara maka disitulah mahasiswa harus bisa kembali mengantarkannya ke jalan yang benar.





DAFTAR PUSTAKA


Komalasari, K., Arafat, Y., & Mulyadi, M. (2020). Principal's Management Competencies in Improving the Quality of Education. Journal of Social Work and Science Education, 1(2), 181-193.

Purwanto dkk. 2020. Studi Eksploratif Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap Proses Pembelajaran Online di Sekolah Dasar. Journal of Education, Psychology, and Counselling. Volume 2 No. 1.

Sadikin, A., & Hamidah, A. (2020). Pembelajaran Daring di Tengah Wabah Covid-19. Biodik, 6(2), 109--119. https://doi.org/10.22437/bio.v6i2.9759

Syaiful Arifin. 2014. Mahasiswa dan Organisasi. Jakarta: Grafindo Persada.



Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun