Mohon tunggu...
Jazzy Eka
Jazzy Eka Mohon Tunggu... Tutor - Jazz the world with the words

An ordinary woman with extra ordinary life

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Guru dalam Mengentaskan Perundungan

24 Juli 2022   12:57 Diperbarui: 24 Juli 2022   13:00 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

3. Bagi beberapa guru pemula atau fresh-graduate, terutama yang belum menikah, tentu belum menemukan cara yang efektif dalam memberikan kasih sayang pada ratusan siswa.

 Namun sayangnya, pencegahan perundungan ini harus segera menjadi perhatian di awal guru berinteraksi dengan siswa. Apalagi di level sekolah menengah, dimana waktu pendidikannya agak singkat, yaitu tiga tahun, maka "chemistry" guru dan siswa harus sudah didapatkan di awal perkenalan siswa baru. Jangan menunggu sampai terjadi perundungan, baru digulirkan pencegahannya.

 Maka, apa saja langkah-langkah awal guru dalam mencegah perundungan di sekolah?

1. Menumbuhkan rasa kasih sayang secara merata kepada semua siswa, apapun karakternya, fisiknya, tingkat kemampuan akademiknya, tingkat sosial ekonominya, bahkan bagaimana ia memperlakukan guru itu sendiri. Hal ini bisa jadi mudah, bisa jadi sangat-sangat sulit. Siswa yang notabene pintar, baik, penurut, apalagi orang tuanya menjalin hubungan dekat dengan guru, maka akan dengan mudah guru memberikan perhatian dan kasih sayang lebih padanya. 

Namun, bagi siswa biasa-biasa, atau bahkan tingkat "bawah" dalam arti secara fisik tidak menonjol, secara prestasi nyaris tidak ada "kelebihan" dari kalangan ekonomi lemah, maka biasanya siswa-siswa seperti ini luput dari perhatian guru. Padahal inilah golongan siswa yang rentan mendapatkan perundungan. 

2. Merancang program sekolah berupa kegiatan-kegiatan kebersamaan antar siswa atau penyuluhan tentang pentingnya pertemanan dan kebersamaan. 

Bagi sekolah-sekolah berbasis keagamaan, kegiatan ini bisa menjadi sebuah kegiatan strategis, dimana selain penanaman nila-nilai keagamaan, siswa juga bisa mendapatkan penjelasan lebih lanjut tentang materi-materi pelajaran agama di kelas. Sehingga siswa terbuka pemahamannya bahwa kebersamaan adalah kunci kesuksesan, dan perundungan bukan solusi sebuah masalah pertemanan. 

3. Memaksimalkan semua potensi siswa tanpa kecuali. Seorang guru harus benar-benar memahami bahwa setiap siswa adalah istimewa. Mereka mempunyai talenta dan bakat yang berbeda. Kelebihan siswa tidak dinilai hanya dari rangking rapotnya saja. 

Namun, siswa yang mempunyai kelebihan di bidang seni, olahraga, hapalan, berkarakter mudah menolong orang, mudah tersenyum, sopan, disenangi teman-temannya di semua kalangan, itu adalah hal-hal yang juga harus diparesiasi dan diasah oleh guru. Sehingga anak merasa percaya diri dan dihargai. Jadi ketika ia mendapatkan perundungan, ia akan percaya diri "melawan" dalam arti batinnya kuat tidak down. 

4. Memberikan perhatian lebih kepada anak-anak yang rentan menjadi korban perundungan. Di awal pembelajaran guru tentu mempunyai data-data tentang latar belakang siswa, baik keluarganya, sosial ekonominya, ataupun secara fisiknya. Segera deteksi siswa-siswa yang rentan menjadi bahan "olok-olok" teman-temannya. 

Mungkin seorang siswa yang ABK, seorang siswa yang berasal dari keluarga broken-home, atau siswa yang berasal dari golongan ekonomi lemah. Perhatian disini bukan berarti guru setiap waktu menunjukkan kasih sayang lebih di depan teman-teman lainnya, tapi guru memperhatikan "dari kejauhan" artinya memperhatikan tanda-tanda apakah ia bergaul baik dengan teman-temannya atau ada yang mengganggunya. Kalaupun ada yang mengganggunya, guru pun tidak serta merta langsung membelanya, tapi tetap langkah-langkah cek ricek harus dilakukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun