Mohon tunggu...
Laurafz
Laurafz Mohon Tunggu... Mahasiswa Aktif

Membaca dan menulis konten informatif

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Review Artikel Jurnal: Manakah yang Lebih Baik Antara Pembelajaran Sains yang Diarahkan Oleh Guru atau Berbasis Inkuiri Terhadap Disposisi Sains Siswa

20 April 2025   09:50 Diperbarui: 20 April 2025   10:03 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Judul Artikel 

Teacher-Directed Versus Inquiry-Based Science Instruction: Investigating Links to Adolescent Students’ Science Dispositions Across 66 Countries

Review Artikel 

Artikel Jurnal yang akan direview berasal dari “Journal of Science Teacher Education”. Jurnal ini dipublikasikan pada tahun 2020, dengan VOL. 31, Nomor. 6, pada Halaman 675–704. Artikel Jurnal ini disusun oleh Shaljan Areepattamanni, Dean Cairns , dan Martina Dickson.

Penelitian ini mengeksplorasi pengaruh praktik pembelajaran sains yang diarahkan oleh guru dan berbasis inkuiri terhadap disposisi terkait sains siswa remaja di seluruh dunia, yang dianalisis melalui analisis multilevel path yang melibatkan 428.197 siswa dari 66 negara. Penelitian ini meneliti bagaimana metode pembelajaran ini memengaruhi kesenangan siswa terhadap sains, minat terhadap topik sains, motivasi untuk belajar, efikasi diri, dan keyakinan epistemologis.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua metode pembelajaran tersebut secara positif memengaruhi kesenangan siswa terhadap sains, minat terhadap beragam topik, motivasi instrumental, dan efikasi diri. Namun, hanya instruksi yang diarahkan oleh guru yang secara signifikan mempengaruhi keyakinan epistemologis siswa tentang sains. Hal ini menyiratkan bahwa bimbingan terstruktur dapat membuat siswa merasa lebih nyaman dan terlibat, yang berpotensi menghasilkan keyakinan diri dan kepercayaan diri yang lebih baik.

Instruksi berbasis inkuiri diakui sebagai metodologi pengajaran yang efektif. Pendekatan ini mendorong siswa untuk merumuskan pemahaman mereka sendiri melalui pengalaman, terlibat dengan struktur pengetahuan atau skema yang memfasilitasi pembelajaran yang lebih dalam. Tidak seperti metode tradisional yang diarahkan oleh guru, instruksi berbasis inkuiri menekankan partisipasi aktif dan keterampilan kognitif tingkat tinggi, memungkinkan siswa untuk menghubungkan prinsip-prinsip ilmiah dengan situasi kehidupan nyata.

Studi ini meneliti hubungan antara pendekatan instruksional dan watak siswa, yang menekankan pentingnya sikap positif terhadap pembelajaran sains untuk keberhasilan akademis. Penelitian menunjukkan bahwa motivasi yang tinggi berkorelasi dengan hasil sains yang lebih baik.  Pendekatan pembelajaran berbasis inkuiri telah terbukti meningkatkan minat dan kesenangan siswa terhadap sains, terutama bagi mereka yang berusia 11 hingga 15 tahun. Penelitian menunjukkan adanya korelasi positif antara metode pembelajaran tersebut dan motivasi siswa, termasuk motivasi ekstrinsik yang terkait dengan karier masa depan. Meskipun penelitian tentang efek pengajaran langsung masih terbatas dibandingkan dengan metode berbasis inkuiri, bukti menunjukkan bahwa tujuan yang spesifik, menantang, dan umpan balik secara positif mempengaruhi keterlibatan siswa.

Temuan menunjukkan bahwa praktik pembelajaran sains yang diarahkan oleh guru dan berbasis inkuiri secara positif memengaruhi disposisi terkait sains siswa, termasuk kesenangan, minat, motivasi, dan kemandirian, berdasarkan data dari sampel remaja di 66 negara. Pengajaran yang diarahkan oleh guru secara khusus meningkatkan keyakinan epistemologis, sementara praktik berbasis inkuiri memperkuat efikasi diri melalui otonomi dalam pembelajaran. Terlepas dari hasil positif yang terkait dengan kedua metodologi pembelajaran, penelitian ini menekankan perlunya pelatihan guru untuk secara efektif menerapkan model pembelajaran gabungan. Pendekatan gabungan direkomendasikan untuk mengoptimalkan bimbingan terstruktur dan otonomi siswa, yang membutuhkan pengembangan profesional yang ditargetkan untuk para pendidik. Untuk mencapai hal ini, guru yang masih dalam masa kerja memerlukan pengembangan profesional yang berfokus pada penerapan pengajaran campuran, sementara program pra-jabatan harus membekali calon pendidik dengan keterampilan yang diperlukan. Selain itu, observasi kelas dan protokol wawancara yang dirancang dengan baik sangat penting untuk menilai praktik pengajaran campuran secara akurat. Pada akhirnya, efektivitas model ini dipengaruhi oleh berbagai faktor kontekstual, termasuk karakteristik peserta didik, budaya kelas, dan konten pembelajaran.

Sumber Artikel

Shaljan Areepattamannil, D. C. (2020). Teacher-Directed Versus Inquiry-Based Science Instruction: Investigating Links to Adolescent Students’ Science Dispositions Across 66 Countries. JOURNAL OF SCIENCE TEACHER EDUCATION, 675–704.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun